Bab 29 MJDMP
"Maaf ya, tadi, Zahira—,"
"Tidak apa-apa, Bib. Saya paham kok, namanya juga anak kecil," sahut Anjani seraya tersenyum. Mereka berdua kini sedang berjalan beriringan menuju tempat praktik dr. Ahmad.
"Nanti saya akan coba kasih pengertian sama Zahira, ya? Sekali lagi, maaf."
"Tidak apa-apa, Bib, saya maklum kok." Anjani menjawab sambil tersenyum manis.
"Ya begitulah anak kecil, ia hanya akan bersikap sesuai hatinya. Tidak ada noda kemunafikan dalam dirinya. Anak kecil memang tidak mengenal penolakan, ya, An? Semoga kamu mempertimbangkan harapan Zahira, An. Setidaknya, jika harapan saya tidak layak untuk kamu pertimbangkan, mungkin kamu bisa mempertimbangkan harapan Zahira," lanjut dr. Ahmad penuh harap.
Anjani menghentikan langkahnya sejenak, begitupun dr. Ahmad. Pandangan mereka saling bersirobok, saling menyampaikan isi hati melalui pancaran sorot mata mereka.
Posisi mereka yang sudah berada di teras rumah membuat para pasien yang sedang menunggu antrean jadi malah terfo