Bab 20 - DILEMA
"Sayang ...." perlahan dr. Ahmad duduk di sisi Anjani, menyentuh pundaknya pelan, dan serta merta membuat punggung yang semula berguncang itu berhenti.
Anjani mengusap cepat air mata yang membasahi wajahnya. Kemudian perlahan berbalik arah ke suaminya. Anjani beringsut, untuk mengubah posisi menjadi bersandar pada sandaran ranjang.
"Bang ... kok Abang di sini? Zahira gimana?" tanya Anjani yang justru cemas memikirkan Zahira.
"Aman, Zahira sudah tidur. Maafkan Abang ya, Sayang," jawab dr. Ahmad. Diraihnya wajah Anjani, kemudian menangkupnya dengan kedua tangan. Perlahan, dr. Ahmad mengarahkan bibirnya ke kening Anjani dan mengecupnya lama.
"Maaf ...," ucapnya sekali lagi setelah melepas bibir dari kening sang istri.
Anjani mengangguk, namun kesedihan tetap tak dapat ia sembunyikan. Matanya kembali memanas saat mendengar ungkapan maaf terlontar dari mulut suaminya.
Tidak, dia tidak menyalahkan suaminya. Biar bagaimanapun, ia paham, bahwa Zahira juga berhak atas Daddy-nya