Bab 4 - DILEMA
"Sayang ...." dr. Ahmad menyentuh pundak Anjani pelan, berharap istrinya itu bersedia memberikan respon atas panggilannya. Namun Anjani tetap tak bergeming.
"Abang minta maaf ya, Abang salah sudah buat kamu kesal. Abang benar-benar bingung, Sayang ...," ucap dr. Ahmad menyadari kesalahannya.
"Apa sulitnya berpamit sebentar, Anjani juga nggak akan maksa Abang kok, Abang berhak juga membahagiakan Zahira, tapi bukan berarti dengan mengabaikan perasaan Anjani, Bang ...." Anjani mulai menyampaikan kekesalannya.
"Sayang ... sedikitpun Abang tak ada niatan untuk mengabaikan perasaan kamu. Tapi tadi kondisinya benar-benar sulit. " dr. Ahmad berusaha menjelaskan pada istrinya.
"Minimal Abang bilang kalau nggak bisa bikin nasi gorengnya karena mau pergi sama Zahira, nggak usah menyanggupi kalau memang tidak bisa tepat janji, Bang ...." Anjani kembali menimpali.
dr. Ahmad menghela nafas panjang, mencoba menenangkan dirinya, karena berdebat dengan Anjani hanya akan memperkeruh suas