Hari sial memang tidak ada di kalender tapi kenapa sejak masuk ke keluarga ini harinya menjadi sering sial.
Tangan Seruni masih menepuk-nepuk putranya yang menangis karena dia mengambil paksa bayi itu dari gendongan ayahnya.
Akan tetapi yang paling membuat Seruni sedih sekaligus marah adalah menyadari kebenaran ucapan Linda, bahkan bayinya tak merespon saat wanita itu bertepuk tangan di dekat telinganya.
Seruni memang bukan ibu yang baik dan masih berusaha meraba dalam kegelapan bagaimana menjadi seorang ibu, tapi itu tak mengurangi rasa sayangnya pada bayi mungil yang dia lahirnya, sejak dulu dia ingin memberikan yang terbaik untuk anak ini, bahkan nekad memasuki gerbang pernikahan yang setiap harinya bagai neraka untuknya.
“Berikan bayimu pada pengasuhnya! Ikut aku!”
Seruni menoleh kaget pada sang suami yang tiba-tiba saja ada di sampingnya dengan wajah suram.
Wanita itu berjalan mencari pengasuh anaknya di dapur dan meminta wanita itu untuk menyelesaikan sarapannya terlebih