Sarah cukup terkejut saat mengetahui siapa yang menelepon, Maya. ibunya Fandi. Tak biasanya mertuanya menghubunginya, ada apakah gerangan.
Sarah menghela napas sebelum mengangkat telepon dari wanita yang sebentar lagi berstatus sebagai mantan mertuanya itu.
"Assalamualaikum, Ma," sambutnya tetap menjaga kesopanan. Meskipun putra kesayangannya itu telah menggores luka batin yang begitu dalam terhadap Sarah.
"Halo, Sarah. Ada dimana kamu?" tanya wanita diujung telpon tanpa basa-basi. Tanpa menjawab salam yang diucapkan Sarah.
"Sarah sedang di rumah, Ma. Ada apa?"
Sarah sengaja berbohong, karena ibu mertuanya belum tahu kalau sebenarnya dirinya tidak jadi bangkrut.
"Ajak Fandi ke rumah mama sekarang! Ada hal penting yang harus kita bicarakan." ucapan mama mertuanya yang agak judes membuat Sarah merasa muak.
"Iya, tapi ada apa ya, Ma?" tanya Sarah lagi. Karena sekarang dirinya sedang sibuk dengan urusan pekerjaannya.
"Sudahlah, cepat kesini." Maya langsung memutuskan telponnya.
"Argh! Ben