OBAT YANG DIBERIKAN SUAMIKU

OBAT YANG DIBERIKAN SUAMIKU

By:  sasmitajeni89  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
34Chapters
12.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dalam keadaan lemah tak berdaya, Sarah mengetahui semua kelakuan suaminya, Fandi. Lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu ternyata telah berkhianat. Fandi embat dua wanita sekaligus. Lebih parahnya lagi, obat yang dia berikan pada Sarah selama ini bukanlah obat untuk penyakitnya, melainkan obat pelemah syaraf. tak menyangka Sarah tertipu oleh manisnya sikap Fandi selama ini. Perhatian dan kelembutan yang selama ini diberikan untuk Sarah hanyalah sandiwara. Bagaimana Sarah bisa terbebas dari Akal Bulus Suaminya. Yuk, ikuti kisahnya. Semoga terhibur!

View More
OBAT YANG DIBERIKAN SUAMIKU Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
34 Chapters
Lumpuh
"Obatnya sudah kamu kasih?" Sarah mendengar suara suaminya yang sedang melangkah masuk kedalam kamar."Sudah, dia sekarang sudah tertidur," jawab suara wanita yang tak lain adalah suster Karin yang masih berada di sebelahnya.Sarah memang sering mengalami sakit kepala yang hebat. Selama ini dia ditemani mbak Dian, tetangga. Yang tak jauh dari rumahnya. Hanya saja, sudah seminggu ini sakit di kepala Sarah semakin menjadi, bahkan dia juga sering pingsan. Tubuhnya juga sangat lemah. Oleh karena itu suaminya, Fandi, meminta suster Karin untuk menjaganya di rumah.Pagi ini Sarah baru saja usai minum obat yang diberikan oleh suster Karin. Biasanya, pengaruh obat membuatnya mengantuk dan tertidur. Karena dengan tidur sakit di kepalanya terasa berkurang. Tapi, berbeda dengan hari ini. Dia sudah berusaha untuk memejamkan matanya namun tetap saja ia tidak bisa tidur."Kamu cantik sekali hari ini." kata-kata yang keluar dari mulut seorang lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu membuatnya me
Read more
Cukup Terkejut
"Apa?!" Nesya terkejut."Iya, kenapa terkejut begitu? Bukankah itu yang kamu inginkan.""Iya, tapi kenapa terlalu cepat? Kita kan masih membutuhkan tanda tangannya. Walaupun sekarang dia sudah bangkrut tidak punya uang banyak lagi. Kan dia masih punya Villa dan perkebunan teh yang masih lumayan buat kita jual." Nesya mendengus kesal.Lagi-lagi Sarah dibuat kaget. Bahkan kali ini dia sangat terkejut mendengar niat busuk sahabatnya. Tak percaya tapi itu kenyataannya, sahabat yang sudah dianggapnya seperti saudara sendiri ternyata mempunyai niat sejahat itu. Bukan hanya harta yang diinginkan bahkan suami pun juga.'Sebodoh itukah selama ini? Sampai tidak menyadari kalau sedang dikelilingi oleh manusia-manusia berhati iblis.'Sepeninggal ayahnya semua harta warisan jatuh ke tangan Sarah. Lalu perusahaannya ayahnya di kelola oleh Fandi dengan jabatannya sebagai direktur utama. Tetapi, itu tidak berlangsung lama karena om Anwar adik dari sang ayah datang mengatakan kalau almarhum ayah bany
Read more
Harapan Sarah
Dian membawakan semangkuk bubur, niatnya langsung memberikannya kepada Sarah. Namun melihat kondisi Sarah, dia memutuskan untuk membersihkannya terlebih dahulu."Nah, mandi serta sarapan sudah selesai. Sekarang waktunya minum obat." Dian mengambil obat yang dia taruh di atas meja samping ranjang."Loh, dek Sarah nangis, kenapa?" tanya Dian melihat air mata Sarah mengalir deras.Sarah hanya mampu menangis, dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya agar Dian mengerti. Semua badannya terasa kaku bahkan untuk menggeleng kepala saja dirinya tidak bisa."Dek Sarah tidak mau minum obat?" tanya Dian lagi. Ingin sekali rasanya Sarah mengatakan. Iya, tetapi mulutnya sama sekali tidak bisa diajak bersahabat."Jangan malas minum obat Dek, biar cepat sembuh. Agar pak Fandi juga tidak marah sama saya." Dian berusaha membujuk Sarah."Ayo Dek, minum obat dulu ya." Dian hendak meletakkan pil ke dalam mulut Sarah. Tapi tangannya terhenti melihat Sarah memejamkan matanya pasrah."Dek, apa yang terja
Read more
Sembuh
Satu minggu Sarah di rawat di rumah sakit dengan fasilitas terbaik dan dengan menjalani beberapa hari terapi. Akhirnya Sarah sudah bisa berjalan dan berbicara layaknya orang normal lagi.Hari ini Anwar dan Dian datang ke rumah sakit untuk menjemputnya. Kata dokter, Sarah sudah boleh pulang dengan keadaannya sudah sangat baik.Melihat kedatangan keduanya, Sarah pun langsung menghambur ke pelukan Dian, "Mbak Dian, aku sangat berterimakasih sama Mbak. Kalau tuhan tidak memberi pertolongannya melalui mbak Dian, aku nggak tahu sekarang aku masih hidup atau nggak.""Iya Sarah, yang penting sekarang kamu sudah baik-baik saja. Mbak juga tidak pernah menyangka kalau Fandi setega itu sama kamu, ternyata selama ini mbak juga tertipu akan sikap dan mulut manisnya itu."*"Apakah kamu masih mau kembali ke rumah itu, Sarah?" tanya Anwar saat mereka sudah berada di dalam mobil."Iya Om.""Sarah! Otak mu memang sudah benar-benar di racuni oleh pria brengsek itu. Kamu sudah dibuat lumpuh dan kamu masi
Read more
Jebakan Nesya
Sementara di lain tempat pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara itu. Terkulai lemah, baru saja menyelesaikan aktivitas ranjang mereka."Sayang, aku yakin sekarang Sarah pasti sedang menangis meratapi nasibnya. Haha," ucap Nesya dengan jari-jemarinya di mainkan di atas dada bidang Fandi."Iya Sayang, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain menangis.""Aku sudah tidak sabar untuk menjadi nyonya Fandi.""Secepatnya, Sayang." Fandi memberikan kecupan pada b***r wanita kesayangannya itu. Kini dirinya benar-benar merasa sangat nyaman dan takut akan kehilangan Nesya.Flashback (awal pertemuan)"Mas, mulai sekarang aku percayakan perusahaan ayah di kelola sama kamu," ucap Sarah sembari membenarkan dasi suaminya."Sayang, kamu benar-benar yakin dengan keputusanmu ini?" "Tentu saja, karena sekarang kamu adalah satu-satunya orang yang aku percayai.""Om Anwar?""Mas berhentilah menyebut namanya. Kamu tahu kan aku benci padanya.""Maafkan aku, Sayang. Aku hanya takut dia tidak suka dan
Read more
Pindah Haluan
Deretan foto pun menyusul masuk. Terlihat Sarah dan Nesya berpelukan, layaknya mereka sahabat yang tak terpisahkan. Selebihnya foto Fandi dan Nesya berbalut dalam satu selimut.Fandi menghela napas berat, kekecewaan istrinya sudah tergambarkan di pikirannya."Bodohnya aku bisa terjebak oleh wanita sialan itu!" Fandi frustasi beberapa kali ia mengusap wajahnya dengan kasar.Ting! Pesan kembali masuk dari nomor yang sama.[Sekarang kau adalah milikku]Dengan cepat Fandi membalas pesan tersebut.[Katakan, apa yang kau inginkan dariku?] balasan terkirim dan langsung centang biru.[Pertanyaan yang bagus Fandi. Tidak banyak kok, cukup kau jadi milikku seutuhnya.]Fandi kembali duduk di atas ranjang. Nesya benar-benar membuatnya merasa gila."Mas kok lama?" tanya Sarah yang baru muncul dari balik pintu."Nggak Sayang, ini baru saja nerima telpon dari kantor ada meeting penting sore nanti.""Oh, aku pikir kenapa. Mas, kamu tuh jangan terlalu mikirin pekerjaan terus, kamu juga harus jaga kese
Read more
Rencana Awal
Sarah dan Dian diantar ke rumah oleh supir pribadi Anwar. "Mbak Dian, mbak adalah orang yang sangat berjasa padaku. Jadi izinkan aku membalas semua itu mulai sekarang," ucap Sarah saat mereka tiba di rumah Sarah."Aduh Dek, nggak usah segitunya. Selama ini kan Mbak juga sangat ikhlas ngejagain dek Sarah.""Sudahlah Mbak, aku sangat berhutang budi. Aku mohon kali ini Mbak jangan menolak permintaanku. Tinggalkan kontrakan di ujang gang itu dan tempati lah salah satu apartemenku.""Aduh, jangan Dek. Itu terlalu berlebihan. Terus kalau mbak sudah jauh bagaimana caranya mbak bisa bantu dek Sarah lagi?""Sekarang mbak tidak usah khawatir, aku pasti bisa jaga diri. Kejadian itu sangat menjadi pelajaran berharga untukku, Mbak. Jangan tolak permintaanku."Sarah terus membujuk Dian sehingga akhirnya Dian tidak bisa lagi untuk menolak."Sekarang mbak tolong panggilkan mbok Asi untuk membersikan rumah ini, karena ini sudah sangat mirip dengan kapal pecah. Setelah itu kita pergi ke kantor mas Fan
Read more
Rencana Karin
Wajah Karin tampak pucat saat melihat Sarah membawakan nampan berisi dua gelas minuman."Suster Karin, kenapa? Kok wajahnya pucat begitu, sakit?" tanya Sarah sengaja ingin membuatnya bertambah gugup."Silahkan diminum," lanjutnya."Ini minuman dingin ya, aku lagi sakit tenggorokan jadi tidak bisa minum yang dingin.""Oh, kebetulan sekali ini ku buatkan teh hangat, Sus," ucap Sarah sambil meletakkan gelasnya di depan Karin.Karin tidak terdiam, matanya terus memandang ke arah minumannya. Rasa takut pun menghantuinya.'Bagaimana ini? Bagaimana jika Sarah sudah tahu apa yang kuberikan selama ini kepadanya. Apakah dia juga mencampuri minuman dengan obat? Atau bahkan racun?'"Silahkan diminum, Sus. Mumpung masih hangat," tawar Sarah lagi mulai menyeruput teh punyanya.Tangan Karin bergetar saat hendak meraih gelas didepannya, perasaannya mulai tak enak melihat tatapan Sarah yang begitu mengerikan di matanya.Suara deru mobil membuat keduanya menoleh ke depan."Sepertinya mas Fandi sudah pu
Read more
Pembalasan di mulai
"Apa yang kamu lakukan di kamarku?" "Aku datang kemari untuk memberikan suntikan vitamin untuk berjaga-jaga supaya kamu bisa kembali lumpuh untuk selamanya," ucap Karin tersenyum sinis sambil memain-mainkan jarum suntik yang ada di tangannya.Sarah segera menjauhkan dirinya dari Karin. Dia melompat ke sebelah ranjang."Mau pergi kemana kamu, Sarah? Kali ini tidak akan kubiarkan kamu lolos dan sembuh." Karin mendekat ke arah Sarah dan langsung hendak menancapkan jarum suntik ke tangan Sarah. Dengan cepat Sarah menahan tangannya sehingga terjadi dorong-dorongan.Karena tak tahu apa yang diinjaki nya, tak sengaja Karin akhirnya terjatuh. Tentunya Sarah tak membuang waktu lagi segera menancapkan jarum suntiknya ke kaki Karin."Aww!" Karin meringis kesakitan.Sarah mengehela napas lega saat obat dalam suntikan habis tak tersisa masuk kedalam tubuh Karin."Bagaimana rasanya, Jalang!" Sarah mencengkeram wajah Karin dengan kuku-kukunya."Mas! Tolong!" teriak Karin saat cengkraman Sarah semak
Read more
Kejutan
Belum sempat Fandi meneruskan ucapannya, perih dan panas seketika menjalar di pipinya. Memegangi sebentar pipinya menatap Saran dengan sorot mata ketakutan."Maafkan aku, Sayang. Aku khilaf, dia selalu menggodaku." Fandi kini bersimpuh dibawah kaki Sarah.Pandangan Sarah beralih pada perempuan yang masih di atas ranjang menutupi badannya dengan selimut dan tengah tersenyum padanya. Merasa puas karena melihat hancurnya hati Saran sekarang.Tanpa disuruh, Bram yang juga tersulut emosi langsung menendang muka Fandi sehingga membuatnya tersungkur ke belakang. Darah segar pun mengalir dari bibirnya. "Jangan!" teriak wanita yang ada di atas ranjang dan bersiap untuk membantu.Sarah membungkuk badannya membantu orang yang masih berstatus sebagai suaminya itu berdiri.Diusapnya darah yang ada di bibir Fandi, dan memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum."Bangunlah, Mas," ucapnya selembut mungkin."Maafkan aku, Sayang, aku khilaf.""Aku memaafkanmu, Mas," ucap Sarah lagi kemudian mengusap ramb
Read more
DMCA.com Protection Status