Villa Luxury Palace, kota B.
Setelah pergumulan panas sebelumnya, kedua pasutri itu tengah berbaring saling memeluk. Yoshi masih memeluk erat istrinya dari belakang, kelopak matanya terasa berat, dia terpejam bersiap menyulam ke alam mimpinya, sampai ucapan Jessy kembali menyadarkannya.
“Terima kasih!”
Yoshi kembali membuka matanya menatap hangat istrinya yang tengah memainkan jemari lentik di tangannya yang besar. “Untuk apa?”
Tak lama Jessy mendongak menunjukan senyum cantik dan lembutnya, seketika debar jantung Yoshi berpacu dengan cepat. Semburat rona merah terpetakan jelas di wajahnya yang lelah. Yoshi mengalihkan pandangan sejenak, jangan sampai Jessy mengetahui tingkah konyolnya saat ini.
“Untuk segalanya…” Jessy berubah sendu. “Jika bukan Sayang yang menolongku saat itu– aku tidak tahu, apa aku masih hidup dan apa aku masih bisa menikmati waktuku seperti sekarang?”
Yoshi tersenyum tipis dan menarik tubuh istrinya dalam dekapannya. Harum tubuh serta parfum khas Yoshi membuat Je