Pak Christ memakai nama Carli untuk menggiring Anisa menemuinya. Sebuah hotel di pinggiran kota disebutkan Pak Christ, dan Anisa yang mendengarnya terkejut.
Ketika ia ingin menanggapi permintaan suara di seberang, sambungan ponsel sudah ditutup. Anisa yang tidak percaya Carli mengajaknya bertemu di hotel segera mengetik pesan.
[Kamu yakin mau mengajak aku ke hotel, Tuan Carli?]
Pesan terkirim. Anisa tidak bisa menghubungi seperti tadi karena khawatir suaranya terdengar oleh orang di rumah meskipun sekarang ia sedang di kamar.
Wajah Carli terbayang. Anisa tersenyum penuh arti. Bukan hanya karena Carli tampan, walaupun Anisa tetap mempertahankan Bagas, tapi melepaskan Carli yang bisa ia manfaatkan sangatlah rugi.
Pak Christ yang menyamar menjadi sang anak segera menulis pesan balasan untuk meyakinkan Anisa bahwa ia memang benar-benar Carli yang ingin bertemu dengan perempuan itu.
[Iya. Aku merindukan mu. Bolehkah kita bertemu?]
Pesan balasan yang ditulis Pak Christ terbac