PELAKOR BERKEDOK SYAR'I

PELAKOR BERKEDOK SYAR'I

last updateLast Updated : 2025-05-20
By:  Mithavic HimuraUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
35 ratings. 35 reviews
135Chapters
4.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Anisa itu religius, mana mungkin merebut suami orang, kalaupun suami kamu akhirnya tertarik dengan Anisa itu karena kamu yang kurang becus di mata suami kamu, Clara!" Perkataan mertua Clara ketika Clara merasa pertemanan antara Bagaskara Mahendra suaminya dengan Anisa Mutiara terasa mencurigakan. Terlihat alim, santun, dan berpakaian tertutup, membuat semua orang yakin Anisa bukan setannya, dan label setan itu diberikan keluarga suaminya pada Clara Citra Cassandra yang seorang model dan tidak tertutup penampilannya seperti Anisa. Ketika tiba-tiba saja Anisa hamil dan meminta pertanggungjawaban Bagas, suami Clara, siapa yang harus disalahkan?

View More

Chapter 1

MEMERGOKI SUAMI

"Bagas, kamu bilang kamu sakit, jadi enggak bisa jemput aku pulang kerja, tapi kenapa kamu pergi dengan Anisa?"

Clara dibuat sangat terkejut, ketika ia memergoki suaminya bersama dengan Anisa, sedang di sebuah pusat perbelanjaan. Apalagi, Anisa adalah seorang perempuan berpakaian syar'i, tentu harusnya segan bepergian dengan suami orang meskipun Clara tahu suaminya dengan perempuan itu berteman.

Akan tetapi, bukankah aturan agama tidak mengenal teman atau sebagainya? Apapun alasannya, tetap saja mereka bukan mahram. Namun, mengapa Anisa terlihat begitu menikmati ketika bersama suaminya?

Mungkin, mereka bertemu enggak sengaja, jadi berbincang karena mereka teman, bukan pergi secara sengaja....

Hati Clara bicara, berusaha untuk menghibur diri karena entah kenapa pemandangan itu membuat perasaannya jadi bercampur aduk. Dan Clara tidak bisa membantah jika sekarang ia cemburu....

Sementara itu, dipergoki sang istri tengah bersama dengan Anisa membuat Bagas terlihat sedikit gugup.

Bagas berusaha untuk menguasai diri dan perasaannya, agar Clara tidak curiga macam-macam setelah melihat dirinya bersama dengan Anisa.

"Iya. Aku lagi cari buah untuk mama, kebetulan ketemu dengan Anisa di sini jadi kami mengobrol terus kamu dateng!" katanya pada Clara, sambil menatap ke arah Anisa dengan tatapan mata mengandung isyarat.

Melihat arti tatapan mata Bagas, Anisa menatap ke arah Clara seolah menikmati raut wajah Clara yang diselimuti aura cemburu.

"Bagas itu sakit, Mbak. Terus, aku lagi di rumah kalian, karena ibu lagi pengen sesuatu, aku yang belanja, enggak mungkin Bagas, dong, yang belanja, aku cuma bantu."

Anisa angkat bicara, dan Bagas mendelik ke arah perempuan itu karena tidak patuh dengan isyarat mata yang ia berikan padanya tadi.

"Kamu tadi di rumah kami?" tanya Clara pada Anisa.

"Iya. Cuma berkunjung, aku mau tahu kabar kalian, aku enggak tahu kalau kamu kerja."

Mendengar jawaban yang diberikan oleh Anisa, Clara langsung menarik tangan suaminya untuk bergegas mengikutinya sedikit menjauh dari posisi Anisa berdiri.

"Kamu kenapa bohong sama aku? Kamu bilang, kamu dan dia ketemu di sini, tapi ternyata sengaja pergi dari rumah, kenapa kamu bohong, Yank!" cecar Clara.

"Clara, santai. Kamu itu kenapa? Aku dan Anisa temenan, lho. Kamu tahu itu, enggak masalah dong pergi bersama, kami juga cuma belanja, itu juga mama yang mau sesuatu."

Bagas berusaha untuk menormalisasikan situasi kondisi, dan Clara tidak suka mendengar ucapan itu dilontarkan oleh Bagas.

"Tapi kamu enggak mau jemput aku, Bagas. Kamu bilang enggak bisa bawa motor, karena sakit, kenapa sekarang kamu malah pergi sama Anisa? Kalian satu motor berdua, kan?"

"Aku enggak tahu kalau mama pengen sesuatu, aku sebenarnya malas keluar, gemetaran aku bawa motor, tapi masa aku minta Anisa buat belanja? Enggak enak, lah aku!"

"Kan, kamu bisa pesen sama aku? Aku yang beliin, aku juga mau pulang, kan?"

"Sayang, sudahlah. Ini hal sepele, Anisa itu religius, enggak wajar kamu kalau cemburu sama dia!"

Bagas memegang kedua pundak istrinya sambil mengucapkan kalimat tersebut pada sang istri. Sementara itu, Anisa memperhatikan mereka dari tempatnya seolah tidak suka melihat Bagas memegang pundak Clara seperti itu.

"Hal sepele tapi bikin aku enggak suka, Bagas. Kamu tadi itu bohong, lho, kalau Anisa enggak ngomong, mungkin selamanya kamu akan bilang ketemu secara kebetulan, iya, kan?"

"Aku bohong karena aku tahu kamu capek, kamu pasti enggak mau mendengar sesuatu yang mungkin kamu itu enggak suka, padahal itu wajar."

"Jangan suka mewajarkan sesuatu yang kelihatannya wajar, Gas, itu akan jadi bom waktu yang bisa memicu pertengkaran!"

"Lho, wajar, kan? Aku dan Anisa itu teman, wajar kami pergi bersama, aku juga enggak gandeng dia, kan? Kamu harusnya enggak perlu cemburu!"

Setelah bicara seperti itu pada Clara, Bagas langsung meninggalkan Clara dan melangkah menghampiri Anisa, khawatir perempuan itu terlalu lama menunggu lantaran ia dan Clara berdebat.

"Istri kamu cemburu?" tanyanya pada Bagas sambil menatap Clara sesaat yang juga melakukan hal yang sama dari tempatnya berdiri.

"Enggak, dia cuma kecapekan jadi mikir macam-macam, kita mau lanjut belanja?"

"Heeem, aku jadi enggak enak sama dia."

"Enggak papa, aku sudah menjelaskan sama dia, ini karena ibuku yang lagi kangen sama kamu."

"Bener, enggak papa?"

"Enggak papa."

Anisa tersenyum penuh arti, lalu meminta Bagas untuk mendekati rak beberapa bumbu, hingga Clara mau tidak mau menyusul, tidak mau melihat Bagas seolah mendampingi istri yang sedang belanja.

Pengetahuan agamaku memang enggak terlalu banyak, tapi bukankah perempuan yang menutup aurat kayak Anisa ini anti bepergian dengan suami orang, meskipun dia dan Bagas teman, tetap aja enggak boleh, kan?

Hati Clara bicara, sambil memperhatikan Anisa dan Bagas yang ada di hadapannya, meskipun keberadaannya seolah tersingkir karena Anisa terus bicara banyak tentang perbumbuan yang akan dibeli.

Anisa benar-benar banyak belanja barang dan Clara berpikir mungkin perempuan itu sekalian lantaran sedang berada di pusat perbelanjaan hingga Clara tidak mempermasalahkan hal itu.

Sesekali, ia berdehem karena merasa kedekatan mereka sangat mengganggunya, sebab, kesannya terlalu akrab dan dekat padahal sekali lagi Clara menegaskan, bukankah atas dasar alasan apapun, seorang perempuan yang menutup aurat lebih paham bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan?

Sampai kemudian, Clara yang sepanjang waktu belanja berusaha untuk menahan diri untuk tidak banyak bertanya, meskipun beberapa kali ia memergoki Anisa mencuri pandang suaminya tersebut.

"Sayang, kamu enggak papa, kan, pulang pake ojol aja?"

Ketika mereka sudah keluar dari pusat perbelanjaan, Bagas bicara seperti itu pada Clara dan tentu saja Clara terkejut.

Ia mengira, saat pulang, Bagas akan menganjurkan dirinya ikut dengan sang suami, dan Anisa yang diminta memakai angkot atau semacamnya, tapi dugaan Clara justru meleset.

"Kamu enggak salah? Aku kamu minta pulang pake ojol? Kan, ada kamu, kamu bawa motor, kan?" protes Clara, merasa was-was jika ternyata, Bagas justru memilih untuk bersama Anisa sementara ia diminta pulang memakai ojek online.

Meskipun tadinya ia memang memakai jasa ojek online, tapi karena ia memergoki Bagas dan Anisa sedang bersama, Clara akhirnya memutuskan untuk pulang dengan suaminya saja tidak perlu memesan ojek online lagi setelah tadi diantar dari studio pemotretan sampai ke pusat perbelanjaan.

Mendengar aksi protes yang dilakukan oleh Clara, Bagas yang sudah menebak itu akan dilakukan oleh sang istri, lekas memegang kedua tangan istrinya dan menggenggam telapak tangan itu dengan erat.

Lagi-lagi, apa yang dilakukan oleh Bagas diperhatikan oleh Anisa, dan perempuan itu lekas memalingkan wajahnya seolah tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Bagas pada istrinya tersebut.

"Anisa itu berpakaian tertutup, tidak memakai celana seperti kamu, gerakannya tidak bisa sergap, kalau ada apa-apa, aku yang enggak enak, sedangkan kamu, kamu sudah terbiasa pake angkutan umum."

Clara mengangkat wajahnya dan menatap wajah suaminya pertanda ia tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Bagas tadi padanya.

"Terus, kalau aku pake celana, aku dijamin enggak akan kenapa-kenapa? Kamu enggak merasa khawatir sama keselamatan aku, istri kamu sendiri?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(35)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
35 ratings · 35 reviews
Write a review
user avatar
Kiara Ara
bagus banget ceritanya
2025-05-05 10:52:14
1
user avatar
Kenzie Gaarahanzie
Bagas sama Anisa sama aja, Sean malah keren tambah seru ceritanya
2025-04-18 04:23:39
2
user avatar
Kazumi Ryutsuki
semakin seru ini ceritanya
2025-04-16 10:39:52
2
user avatar
Arashi Ari
harus ada buku macam ini ni karena sekarang bnyk bener yg berkedok kedok mantap ini buku
2025-04-07 14:19:47
3
user avatar
Fei Riffei
makin seru ini ceritanya, bikin penasaran
2025-04-03 08:49:30
1
user avatar
Moreno Marcelino
semakin seru dan pengen jitak Anisa n bagas gue wkwk
2025-03-30 04:39:25
1
user avatar
Khairil Al Ghazali
tema seperti ini marak terjadi karena banyak orang berkedok syar'i untuk baik pencitraan semata, bagus ada buku seperti ini biar bisa jadi pelajaran jgn memandang orang hanya lewat penampilan
2025-03-28 05:12:36
1
user avatar
Gea Maharani
Semakin menegangkan ini penasaran dengan kelanjutannya keren
2025-03-27 15:46:03
1
user avatar
Kazumi Ryutsuki
karya author ini memang selalu keren
2025-03-09 05:04:40
1
user avatar
Bertrand Raisama
lagi marak ini terjadi, aku senang ada buku tema seperti ini, biar jadi pelajaran
2025-03-08 21:15:13
2
user avatar
Jojo Sahara
seru ini bukunya
2025-03-07 04:29:08
2
user avatar
Sandra Pratiwi
ini ceritanya semakin bikin mau jambak Anisa wkwk sukses author bikin aku kesel sama Anisa keren
2025-03-04 12:40:18
4
user avatar
Sony Setiawan
menarik ini bukunya
2025-03-01 13:53:13
5
user avatar
Bryan Ryan
bagus sekali ceritanya sesuai yang sedang marak terjadi, padahal penulisnya sakit tapi tetap update
2025-02-28 18:28:55
6
user avatar
Nata Zurra
baca ini inget tetangga gue yang juga berkedok, mang lagi banyak yg berkedok bgini lebih bahaya pokoknya
2025-02-28 15:10:21
4
  • 1
  • 2
  • 3
135 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status