Pagi itu, sinar matahari menelusup malu-malu melalui sela tirai kamar berdesain klasik modern yang megah. Shireen membuka matanya perlahan, menatap langit-langit tinggi dengan lampu gantung yang tampak seperti milik istana. Rasa canggung segera menyelimuti dirinya. Rumah ini terlalu mewah, terlalu asing baginya. Ia bukan bagian dari dunia ini—dunia pria bernama Liam yang kini menjadi tuannya, secara tidak resmi.
Shireen bangkit dari tempat tidur, kakinya menyentuh permadani lembut yang lebih mahal dari seluruh isi rumah kontrakan lamanya. Ia menghela napas panjang. Meskipun ada rasa nyaman yang tak bisa ia sangkal, ia tetap tahu diri. Ia tidak boleh terlena. Begitu mendapatkan pekerjaan, ia harus segera pergi dari tempat ini. Dari Liam.
Ketukan pelan di pintu membuatnya tersentak.
"Nona, Tuan Liam meminta Anda untuk segera sarapan pagi. Tuan akan berangkat kerja sebentar lagi," ucap seorang pelayan perempuan dari balik pintu dengan nada sopan.
Shireen buru-buru merapikan dirinya.