Malam itu, suara ombak yang bersahut-sahutan di luar villa menyatu dengan semilir angin laut yang menembus celah-celah jendela. Devan terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul dua dini hari, lalu bangkit dari ranjang dan melangkah pelan ke dapur.
Saat sampai di ruang makan yang menyatu dengan dapur, langkah Devan terhenti. Pandangannya tertuju pada sosok Cleo yang tertidur di meja makan. Kepalanya bersandar di lengan, napasnya tenang, dan rambutnya sedikit berantakan. Segelas susu di depannya tampak tak tersentuh.
Devan menghela napas pelan dan berdecak kecil.
“Bisa-bisanya tidur di sini,” gumamnya setengah geli.
Dengan hati-hati, Devan menghampiri. Ia sempat ragu sejenak, tapi akhirnya membungkuk dan mengangkat tubuh Cleo ke dalam gendongannya. Gadis itu hanya menggumam pelan dalam tidurnya, tanpa sadar sedang dipindahkan.
Sesampainya di kamar tamu, Devan membaringkan Cleo di atas ranjang dengan perlahan. Tatapannya sempat tertahan di w