Setelah mendapat penjelasan dari Raisa, wajah Devan mengeras. Tanpa membuang waktu, ia segera menekan nomor Dio di ponselnya.
“Dio, siapkan beberapa bodyguard. Kita harus pergi sekarang,” perintahnya tegas.“Tapi, Tuan, ini sudah malam. Ada urusan apa?”“Tidak ada waktu untuk menjelaskan! Bawa juga cek kosong! Kita akan ke tempat Chen.”Dio tak berani bertanya lebih lanjut. Nada suara Devan sudah cukup menjadi peringatan.Devan mengepalkan tangannya erat. Dadanya sesak memikirkan Cleo. Wanita yang kini harus menggantikan posisi ayahnya, menanggung semua beban, dan berada di tempat sekeji itu demi keluarga."Kamu bukan milik tempat kotor itu, Cleo," gumamnya lirih, penuh amarah dan kegelisahan.Beberapa menit kemudian, rombongan mobil hitam melesat keluar dari halaman kantor Devan, menuju tempat Koh Chen—dengan satu misi: membawa pulang Cleo.Deru mesin mobil membelah sunyi malam. Di dalam mobil utama, Devan dudu