Aku menaiki tangga tanpa memperdulikan keberadaan papa dan mama di ruang tengah. Bayu yang baru keluar dari kamar Askara juga. Aku membereskan barang-barangku dari kamar Bayu. Aku masih berpikir haruskah aku pulang ke rumah dan mengatakan pada Adit kalau Bayu sudah jahat karena menyebarkan berita ini ke seantero sekolah?
“Ra?”
Aku membalikkan badan dan menunjuk wajah si Bayu, “Gak usah ngomong sama gue!”
“Bukan gue yang nyebarin berita itu.”
“Buktiin ke gue kalo itu bukan ulah lo!”
“Gue harus ngapain?”
“Ya lo mikir lah, Bay. Kenapa sih lo tuh selalu lemot gini, tapi jago buat bohongin dan menghancurkan hidup gue? Lo pikir setelah terjadi kayak gini, semua akan sama lagi? Gue bakal jadi bahan bulan-bulanan di sekolah, gue bakal dibenci sama orang-orang. Gue bahkan akan dikeluarin dari sekolah.”
“Gak mungkin, Ra. Pemilik yayasannya adalah papa. Lo aman.”
“Jadi karena itu lo berani nyebarin ini?”
“Ra, udah gue bilang, bukan gue! Gue harus ngomong apa lagi sih biar lo p