Sejak menerima telepon itu, Alisha mulai menyadari perubahan dalam diri Zayden. Pria itu tampak sedikit gelisah, meski berusaha setenang biasanya, tapi kali ini, Alisha tidak mudah dibohongi.
Zayden memang berdiri di sampingnya, tapi pikirannya jelas melayang entah ke mana.
“Zay, tolong ambilin itu, dong,” ujar Alisha, menunjuk satu barang di rak.
Namun Zayden hanya terus mendorong troli tanpa menoleh sedikit pun. Seolah tak mendengar permintaannya.
Alisha hanya bisa tersenyum kecil, lalu menggeleng pelan.
‘Ternyata benar dugaanku. Ada sesuatu yang bikin dia nggak tenang,’ gumamnya dalam hati. ‘Apa mungkin penelpon itu?’
Awalnya, Alisha hanya ingin menguji—ingin tahu seberapa dalam pria itu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dan reaksi Zayden barusan cukup jadi jawaban.
Sejujurnya Alisha sangat penasaran siapa pria itu, hanya saja … berdasarkan kontrak perjanjian pernikahan mereka, tertulis jelas kalau terdapat poin bahwa: Tidak diperkenankan mencampuri urusan pribadi masing-masing.
A