Wina kali ini dapat melihat dengan jelas bahwa Jihan yang mengenakan jas hitam datang menghampirinya.
Seperti pertama kali bertemu, Jihan berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah dengan langkah yang mantap.
Jihan mengulurkan tangan ke arahnya, menundukkan kepala dan berkata dengan lembut padanya, "Wina, aku di sini ...."
Suaranya lembut ....
Jihan tidak pernah berbicara selembut itu dengannya.
Kesadaran Wina berangsur-angsur kembali. Ketika dia membuka matanya lagi, yang terlihat hanyalah kegelapan tak berujung.
Ada yang bilang orang akan mengalami halusinasi sebelum meninggal. Barusan yang dilihat Wina hanyalah imajinasinya saja.
Jauh di lubuk hatinya, Wina ingin sekali bertemu Jihan untuk terakhir kalinya. Sayangnya, Jihan tidak pernah muncul.
Melihat Wina tetap melihat ke luar pintu meski Sara sudah datang, Rian sepertinya mengerti sesuatu.
Setelah menghilangkan kekalutan di hatinya, Rian segera berkata kepada Lilia, "Cepat telepon Jihan! Minta dia datang untuk menemuinya yang t