Saat malam tiba, pintu besi terbuka dan seorang anggota staf keluar sambil membawa sebuah guci abu.
"Mendiang Wina telah dikremasi. Siapa anggota keluarganya? Silakan datang dan ambil guci abunya."
Pengawal Rian segera melangkah maju dan mengambil guci abu dan kartu identitas Wina.
Setelah mengambilnya, pengawal itu membungkuk untuk menyerahkan guci abu itu kepada Rian yang terlihat seperti kehilangan separuh nyawa.
"Pak Rian, sudah waktunya mengantar kepergian Nona Wina atau Nona Wina nggak akan bisa pergi dengan tenang dan menjadi ...."
Menjadi hantu yang kesepian.
Pengawal itu tidak berani mengucapkan kata-kata tersebut, tetapi itu cukup untuk menyadarkan Rian.
Pandangan Rian perlahan berpindah ke guci abu.
Menghadapi orang yang sebelumnya masih hidup telah berubah menjadi segenggam abu, Rian dalam sekejap merasa putus asa.
Pada saat ini, hujan mulai turun dengan deras. Seperti pada malam dia mengalami kecelakaan mobil.
Butiran-butiran air hujan yang sebesar kacang berjatuhan di ram