Tubuh Laura basah kuyup. Dia meremas tangan yang berdarah daj berkeringat dingin.
Pintu ruang operasi tertutup, menandakan operasi sedang berjalan.
Dia telah menunggu setengah jam di depan luar pintu operasi.
Lucian dibawa ke rumah sakit tepat waktu, dia tetap kehilangan banyak darah.
“Lucian! Lucian!”
Dia mendongak mendengar suara familiar memanggil nama Lucian.
Seline berlari-lari tergesa-gesa dengan wajah dan menahan tangis. Dia tidak datang sendiri. Seseorang datang bersamanya.
Ekspresi Laura sangat dingin dan keras memandang Viola yang datang bersama dengan Seline.
“Laura!” Seline menghampiri Laura dan meraih tangannya.
“Bagaimana keadaan Lucian? Apa dia terluka sangat parah?”
“Dokter sedang mengoperasinya. Lucian kehilangan banyak darah.” Laura memberitahu dengan suara lembut.
Seline mengelus dadanya m, tampak akan pinsan.
“Laura! Bagaimana Lucian berakhir seperti ini?!” Viola menegurnya dengan suara keras.
Ekspresi Laura kembali mengeras dan menatap Viola dingin.
“Kenapa kamu d