Lyra mematuhi perintah John tanpa mengatakan apa pun. Setelah kain hitam yang menutup matanya telepas, mata Lyra masih terpejam.
“Buka matamu dan lekas kemari,” tuntut John.
Lyra membuka perlahan matanya. Dia berkedip-kedip untuk menyesuaikan indra pengelihatannya yang sejak tadi terpejam.
Sontak, mulut Lyra sedikit terbuka tatkala melihat pemandangan di sekelilingnya. Lyra terkejut melihat pemandangan yang hampir seluruhnya berwarna merah muda di dalam kegelapan.
Ketika menunduk, Lyra melihat alas kakinya menginjak sesuatu yang empuk. Rupanya, sejak tadi dirinya menginjak rumput tebal sehingga membuatnya agak kesulitan berjalan.
Pemandangan itu mengingatkan Lyra pada sebuah tempat yang ingin dia kunjungi di masa lalu. Mendadak, kenangan bersama teman-temannya terlintas di benak Lyra.
‘Wow! Tempat ini benar-benar menakjubkan! Aku ingin menghabiskan waktu dengan kekasihku di sana suatu hari nanti!’ ujar Lyra kala itu tatkala melihat brosur tempat wisata yang dibawa temannya.
Tempat