Pembalasan Dendam Istri sang Presdir

Pembalasan Dendam Istri sang Presdir

By:  VERARI  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
9 ratings
212Chapters
42.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Lyra Bell mendapati Max Foster, calon tunangannya, berselingkuh dengan wanita lain sebelum hari pernikahan mereka. Tak ada kesedihan darinya, melainkan marah! Menikah dengan Max bukanlah keinginannya, tetapi karena tuntutan keluarga mereka. Namun, Lyra tetap tak terima oleh perbuatan Max di belakangnya. Ketika Lyra ingin melabrak mereka, sebuah tangan membekap dan menariknya menjauhi pintu. Sepasang manik hijau tua yang familier pun menyambut dirinya dengan tatapan tajam. “Batalkan pernikahanmu dan menikahlah denganku.” Tawaran dari pria tampan yang tak lain adalah John Foster, calon adik iparnya itu membuat Lyra tercengang. Akankah Lyra menerima tawaran John Foster? Ataukah dirinya akan tetap menikah dengan sang kakak dari Keluarga Foster?

View More
Pembalasan Dendam Istri sang Presdir Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Achzana Abrad
Min, ini sampai episode berapa yah ?
2024-08-01 17:28:57
5
user avatar
Xiau Ling
bagus ceritanya
2024-08-01 14:12:54
1
user avatar
Ira Mokoagow
suka sama ceritanya
2024-07-29 14:38:52
4
user avatar
Sorgia Silitonga
sangat bagus
2024-07-11 22:33:50
2
user avatar
Susanti Fita
udah seru2 TPI jalan cerita nya seperti kepotong ......
2024-06-08 22:48:35
2
user avatar
mui one
Dikasih update bonus sih thor ......
2024-06-02 16:44:05
3
default avatar
efc_ceria
yu bisa yu thor to tiap hari update yang banyak
2024-06-02 10:46:32
2
user avatar
Hana Maliqa
ninggal jejek dlu .nunggu bab LBH banyak lagi biar gak ngenes penasaran
2024-05-25 15:58:41
4
user avatar
lullaby dreamy
secara keseluruhan ceritanya lumayan bagus, tp ku ngerasa alur ceritanya lambat . beda dgn kisah² yg sblmnya kaya cerita Rangga n' Vina, Asher n' Laura ato Jason n' Elena . jd agak kurang greget rasanya pas baca, kaya ada yg kurang pas ngbacanya . antusias, tp berasa lelah baca tiap baca babnya .
2024-08-20 22:34:55
1
212 Chapters

1. Pengkhianat

“Hentikan, Sayang … kita masih di kantor,” rengek suara wanita dengan manja. “Bagaimana bisa aku sabar kalau kau terus menggodaku dengan tubuh seksi ini, Sasha?” Lyra menangkup mulutnya begitu melihat pemandangan dari sela pintu. Seorang pria sedang memangku wanita sambil bermesraan di kursi kebesarannya. Tangan pria itu menelusup di balik baju dan rok wanita berpenampilan seksi. Mereka bahkan tak sadar atau tak peduli jika pintu tak terkunci. Pria itu adalah Max Foster, orang yang belum lama ini menjabat sebagai presiden direktur Foster Corp, serta pria yang baru seminggu lalu bertunangan dengan Lyra Bell. Melihat pemandangan tak senonoh calon suaminya dengan wanita lain, Lyra mengepalkan tangannya, perasaan cemburu begitu membakar hatinya. Lyra awalnya ingin melabrak dua orang di dalam sana, akan tetapi air mata yang sedari tadi dibendung pun luruh juga, sehingga Lyra memilih untuk pergi dan menenangkan perasaannya. Karena tidak fokus berjalan, tiba-tiba saja ia menabrak seora
Read more

2. Tawaran

Lyra mendorong tubuh John menjauh. “Apa kau kehilangan akal sehatmu?! Bagaimana mungkin kau, calon adik iparku, malah menggantikan Max menikahiku!?” Dorongan Lyra hanya membuat John menegakkan tubuhnya. Dia menatap datar wanita itu dan berkata, “Pikirkan baik-baik, Lyra. Menikah denganku adalah satu-satunya cara supaya kau bisa terlepas dari seorang pria yang tidak mencintaimu sama sekali.” Pelipis Lyra berkedut. "Lalu, apa bedanya denganmu, John Foster?" Kali ini, John terdiam. Dia mengangkat dagu Lyra, agar bisa menyejajarkan pandangan dengannya. “Paling tidak, aku tidak akan menelantarkan maupun menduakanmu, Nona Bell. Kalau memang setelah beberapa waktu kau ingin pergi, aku bahkan bersedia untuk melepaskanmu dan memberikanmu kebebasan,” ujar pria itu dengan wajah serius, membuat Lyra mengerutkan kening. Hal itu membuat John tersenyum miring. “Lagi pula, selain diriku yang memiliki darah keturunan Foster, kau tidak bisa menikah dengan pria lain, bukankah demikian?” Ucapan John
Read more

3. Kesepakatan

Lyra menatap jam di pergelangan tangannya berulang-ulang. John terlambat lima menit dari janji pertemuan mereka di kafe depan gedung kantor Foster Corp.Gendang telinganya tiba-tiba terganggu oleh suara pengunjung lain yang menjadi semakin gaduh. Beberapa wanita tampak terpesona ketika melihat pria yang baru saja memasuki pintu.Lyra mengalihkan pandangan ke arah pria itu. Rupanya, John adalah pria yang diperbincangkan para pengunjung kafe.Pikiran Lyra teralihkan oleh penampilan John. Alis hitam tebal, hidung tinggi mancung, bibir tipis menggoda, dan rahang tegas mempesona. Keseluruhan wajah pria itu tidak kalah menawan dibandingkan artis-artis internasional yang memiliki fans jutaan.Sayang, reputasinya yang buruk membuat banyak wanita cenderung menghindarinya.“Halo, Nona Bell,” panggil John seiring dirinya duduk di hadapan Lyra.Sosok John yang kini duduk di hadapannya, tak seperti John Foster yang banyak dibicarakan orang-orang. Mereka mengatakan bahwa John hanyalah putra pecunda
Read more

4. Perubahan

Lyra tahu bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengetahui tentang perjanjian yang baru saja mereka buat. Dengan suara rendah, ia berkata, "John, pastikan tidak ada yang mengetahui tentang perjanjian ini. Ini rahasia kita." John duduk dan menyilangkan kedua tangannya di dada, kemudian mengangguk pelan, tatapan matanya tidak berpaling dari wajah Lyra. "Aku mengerti, Lyra." jawabnya dengan suara yang dalam dan tenang. Ada kejujuran dalam suaranya yang membuat Lyra merasa lebih tenang. Saat Lyra menatap John, hatinya berdebar kencang. Memang benar apa yang orang katakan, anak kedua dari keluarga Foster ini sangat tampan. Bahkan ketampanan Max, kakaknya, belum sebanding dengan ketampanan yang dimiliki oleh John. Mata birunya yang tajam dan rahangnya yang tegas membuat Lyra hampir lupa siapa sebenarnya John Foster. Namun, Lyra segera mengusir pikiran itu. Keluarga Foster memang terkenal licik dan manipulatif. Max adalah buktinya, dan Lyra yakin John tidak jauh berbeda. Ia menegaskan dal
Read more

5. Lamaran

Seperti yang diperintahkan sang ayah, Max Foster segera mengunjungi kediaman Bell setelah mengurus dana yang telah dia persiapkan. Kedatangan Max disambut baik oleh kedua orang tua Lyra. Terlebih lagi, di saat Max tanpa basa-basi mengulurkan cek dengan nominal fantastis untuk Thomas Bell. Ayah Lyra itu tersenyum lebar sambil menepuk pundak calon menantunya. “Kau bahkan belum duduk, Max. Kenapa kau sudah membicarakan masalah uang?” Max tersenyum sinis sekilas. Baginya, Thomas Bell hanya seperti pria tua penjilat yang tak pantas menjadi ayah mertua. “Aku ingin segera menemui Lyra dan mengajaknya kencan. Karena kesibukanku, aku belum mengenalnya lebih dekat.” “Aku akan menyuruh Lyra untuk bersiap-siap sekarang.” Beth, ibu Lyra segera berlari masuk ke dalam menuju kamar putrinya. Lyra yang baru saja selesai membaca kontrak pernikahan dengan John untuk yang ketiga kalinya, terkejut oleh Beth yang tanpa mengetuk pintu langsung membuka pintu kamar. Dia bergegas menyembunyikan map kontra
Read more

6. Pernikahan

Keesokan paginya di kediaman Keluarga Bell … Lyra mendapat kejutan kecil dari pria yang masih berstatus menjadi calon suaminya. Sebuah ketukan samar di pintu kamar menyadarkan Lyra. Dia gegas membuka pintu dan kemudian disambut oleh para pelayan yang masing-masing membawa satu kotak hadiah merah muda di tangan mereka. “Nona, Tuan Max Foster baru saja mengirim semua hadiah ini untuk Anda,” tutur salah satu pelayan dengan sopan. Lyra mengangkat satu alis keheranan. Kendati demikian, dia tak menolak ketika para pelayan memasukkan banyak hadiah dari pria yang sebentar lagi mungkin saja akan berstatus sebagai mantan tunangan. Benar. Meski Lyra ingin menghindari perdebatan dengan keluarga karena keputusan egoisnya, dia tetap akan menerima perjanjian dengan John Foster untuk menikah dengannya. Oleh karena itu, Lyra akan segera mengatakan rencana pembatalan pernikahan dengan Max Foster kepada orang tuanya. Setelah para pelayan keluar dari kamar, Lyra segera bersiap menemui Thomas, Ayahnya
Read more

7. Gagal

Satu minggu telah berlalu. Pernikahan Lyra dan Max akan dilangsungkan hari ini. Sementara itu, John tak menghubungi Lyra lagi sejak hari itu. Bagai ditelan bumi, John tak tampak di mana pun juga. Bahkan, ketika makan malam bersama dengan kedua keluarga, pria itu tak tampak batang hidungnya. Keluarga Foster tak begitu memedulikan keberadaan anak bungsunya. Lyra juga tak mungkin tiba-tiba menanyakan John Foster dan merusak suasana. Lyra sempat menghubungi John beberapa kali. Akan tetapi, nomor John tak bisa dihubungi dan di luar jangkauan. Awalnya, Lyra berpikir bahwa John sedang mempersiapkan rencana untuk membatalkan pernikahan dirinya dan Max. Sekarang, Lyra justru berpikir sebaliknya. ‘Apakah John membatalkan kerjasama sepihak tanpa memberi tahu aku lebih dulu?’ “Silakan berputar, Nona.” Suara pelayan menyadarkan Lyra. Degupan dalam dada Lyra menggema begitu kencang tatkala dua orang pelayan membantu dirinya mengenakan gaun pengantin. Tinggal beberapa menit lagi, dirinya akan
Read more

8. Malam Pertama

Lyra tak bisa menyembunyikan ekspresi kecewa dan dikhianati ketika matanya dan John saling bertemu untuk sesaat. Dia telah resmi menikah dengan Max. Percuma John baru muncul ketika semua sudah terlambat. ‘Apakah sebenarnya semua ini rencana Max? Dia hanya menggunakan John untuk mempermainkanku? Lalu kenapa Max harus repot-repot menyetujui pernikahan kami jika dia memang tidak pernah menyukaiku sejak awal, dan bahkan telah memiliki kekasih?’ Lyra mau tak mau berprasangka buruk kepada John. Akan tetapi, manik kecokelatan itu menangkap sesuatu yang tak biasa dari wajah adik iparnya. Dia mengerutkan kening sambil memicingkan mata untuk mempertajam pengelihatan. Dan benar yang dilihat Lyra … setitik darah tampak mengering di sudut mulut John. Meski tak begitu kentara, Lyra juga melihat lebam di pipi pria itu. “Kau tidak mendengarku bicara!?” Bentakan Max membuat Lyra tersadar. Lyra spontan menoleh ke samping. Mendapati sang suami terlihat sangat kesal dan tak menyenangkan untuk dipa
Read more

9. Sekamar Bertiga

Terdengar bunyi ketukan pintu. Dengan jarak kamar mandi dan pintu kamar yang berdekatan, Lyra mendengar samar Max berbincang dengan seseorang. Sesaat kemudian, Lyra ditemani oleh kesunyian. Max pergi bersama pria yang berbicara dengannya. Lyra pun bisa bernapas lega. Badan Lyra merosot ke bawah sambil memeluk diri sendiri. Kedua tangannya masih gemetaran membayangkan akan memberikan kesuciannya kepada sang suami. Menolak pun Lyra tak akan kuasa apabila Max memaksa. “Lyra Bell!” Lyra terkesiap mendengar suara pria memanggil dirinya dari luar. Namun, setelah mengenali suara itu, Lyra langsung berdiri dan membuka pintu. Tubuh jangkung berdiri di depan pintu. Sekali lagi, jantung Lyra harus merasakan tekanan oleh keterkejutan karena dirinya hampir menabrak pria itu. “John … Foster … apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau bisa masuk?” Tak menjawab pertanyaan Lyra, John justru balik bertanya, “Bukankah aku yang seharusnya ada di sini bersamamu?” Lyra menggeleng pelan. “Lalu
Read more

10. Rencana Lain

“Kau selalu berdiri menghalangi pintu, Lyra Bell.” Lyra Bell tersentak begitu mendengar suara datar John Foster. Dia baru sadar bahwa dirinya berdiri di sela pintu, menghalangi John yang akan keluar. Pipi Lyra bersemu merah oleh pikirannya sendiri. Baru saja, Lyra berpikir bahwa John akan melakukan sesuatu padanya. Setiap kali John menatapnya secara intens, Lyra merasa John akan menciumnya. Nyatanya, Lyra lagi-lagi keliru. Lyra sangat malu dan ingin menyembunyikan diri di dasar bumi. Namun, Lyra enggan mengakui. “K-kau bisa mengatakan padaku. Tidak perlu menarik-narikku!” Lagi pula, kenapa John memutar tubuhnya hingga berpindah di dekat pintu? ‘Apa dia sengaja ingin membuatku malu?’ batin Lyra kesal. Lyra mengikuti John yang dengan cepat keluar dari kamar mandi, kemudian duduk di tepi ranjang pengantin. John mengambil segenggam kelopak bunga mawar merah yang ditata membentuk hati di tengah ranjang. Lalu membuka tangan dan merenggangkan jari-jarinya hingga segenggam ke
Read more
DMCA.com Protection Status