“Bagaimana? Kalian lihat sendiri, kan? Tas ini isinya benar-benar uang,” sindir Morgan.
Ketiga pria di hadapannya itu tak sanggup bicara. Untuk beberapa saat, kata-kata seperti tercerabut dari lidah mereka.
Tapi kemudian Robert dan Joseph angkat bicara.
“Itu pasti uang mainan, kan?”
“Ah ya, pasti uang mainan. Atau uang palsu. Tak mungkin si miskin ini punya uang 50 miliar!”
Morgan berdecih. Dia lalu meraup segepok uang dari tas jinjingnya itu, berdiri, lantas menyodorkannya ke Henry.
“Sepertinya kaulah satu-satunya orang waras di hadapanku saat ini, Ayah Mertua. Bagaimana kalau kau periksa keaslian uang ini?” ujarnya.
Henry menatap Morgan dengan dingin. Dia lalu menerima segepok uang tersebut.
Dan saat mengeceknya, dia terbelalak.
“Ini…. dolar…?”
Ya, lembaran-lembaran itu memang dalam dolar. Morgan sengaja meminta itu ke pihak bank supaya semua lembarannya bisa masuk ke tas jinjing yang dibawanya itu.
“Apa, Pa? Dolar? Dolar palsu maksudnya?” celetuk Joseph.
“Diam kau, Josep