"Halo," sapa Bara setelah menggeser tombol jawab pada layar hp nya.
"Apa kalian sudah sampai?" ternyata tuan Hario yang meneleponnya.
"Sedikit lagi, tuan," jawab Bara ramah.
Bara mengaktifkan loudspeaker ponselnya dan memencet mode rekam. Bara sengaja membiarkan Ainel mendengar percakapan dengan ayahnya.
"Mulai hari ini kamu tidak usah lagi datang kekantor, kamu saya pecat!" ucap tuan Hario diseberang sana.
"Alasannya?" tanya Bara masih berusaha santai.
"Sekarang kamu kerja dirumah baru yang akan ditempati Ainel menjadi sopir dan penjaga rumah sampai tiba Ainel melahirkan, gaji kamu setiap bulan akan saya transfer," jelas tuan Hario.
"Setelah Ainel melahirkan?" selidik Bara.
"Kamu harus tinggalkan rumah tersebut dan saya akan berikan kamu pesangon."
Ainel, mbok Inah dan mang Bidin terkejut mendengar penjelasan tuan Hario.
"Baiklah. Tapi saya mohon, izinkan saya bertemu tuan besok ada yang harus saya sampaikan," ucap Bara.
"Baik, saya tunggu jam sebelas siang. Jika lewat tidak ada kese