POV Jaiden,
Aku tidak biasanya memedulikan detail semacam ini. Makan malam, musik, angin malam, piring porselen, bunga segar.
Omong kosong dari novel-novel usang. Biasanya hanya cukup dengan satu kalimat: “Temui aku,” dan segalanya akan terjadi sesuai yang kuinginkan.
Tapi tidak dengan Juliete.
Sejak percakapan pagi itu di meja makan, aku sadar satu hal: gadis itu bukan tipe yang bisa dipaksa. Bukan pula tipe yang bisa ku pikat dengan kekuasaan. Dia menilai, mengukur, dan menantang. Dan aku… ternyata menyukai itu.
Aku menyiapkan semuanya sendiri.
Bukan tanganku yang menyusun bunga atau menata meja, tentu saja—Dominic dan timnya sudah cukup ahli. Tapi aku ada di sana, memperhatikan suhu ruangan, posisi lilin, bahkan arah angin. Seperti orang tolol yang khawatir.
Lantai paling atas menara Blackvale sudah lama tak kupakai. Hanya ruang kosong dengan atap kaca setengah terbuka dan pemandangan luas kota yang redup. Aku memerintahkan agar meja makan dipasang di sana. Lilin-lilin