POV Jaiden.
Lima menit. Sepuluh menit. Hampir setengah jam.
Juliete tak juga kembali.
Padahal katanya hanya ingin mencari udara segar. Aku mulai gelisah. Aku tahu di tempat ini dan orang-orang di dalamnya yang tak bisa di percaya.
Aku bangkit dari kursi dan melangkah keluar ballroom. Mencarinya. Mataku menyapu ruangan, tapi sosoknya tak tampak. Aku mengingat lagi arah langkahnya tadi. Koridor sisi timur.
Aku menuju ke sana. Dan di sanalah dia. Juliete. Tapi tidak sendiri. Tubuhku menegang. Alisku menyatu. Ada sesuatu yang panas, naik dari dada dan merambat ke tenggorokan. Dia tertawa. Tersenyum lepas. Wajahnya nyaman dan hidup. Itu bukan wajah yang pernah dia tunjukkan padaku.
Bersama siapa?
Arthur. Pamanku. Pria sok suci yang sudah lama menyimpan pisau di balik senyum. Yang bicara manis di meja makan tapi menusuk dari belakang. Yang ibuku percaya—tapi aku tahu lebih dari siapa pun: dia bukan keluarga. Dia ancaman.
Dan sekarang dia berdiri terlalu dekat dengan Juliete.