POV Reno
***
Semalam aku bermimpi, berperang dengan seseorang dalam kegelapan, belum usai bagaimana akhirnya aku terjaga dalam mimpi buruk itu. Nafas sesak, tubuhku basah, seakan mimpi itu menjadi nyata. Aku melirik ke arah Rinjani yang tertidur dengan pulasnya. Tidur saja dia sangat cantik. Aku berdosa telah menyia-nyiakan bidadari selembut dia.
Esok harinya aku mengajak Rinata bertemu pada malam hari, kami janjian di salah satu kafe yang jelas jauh dari rumah ku dan kantor Rinjani, dengan maksud supaya tidak ada yang memergoki kami sedang berduaan.
Ku tatap tajam kedua netra Rinata, bersinar dan hangat, "Ta, sebelumnya aku minta maaf." ucapku lirih sembari mengenggam tangannya.
"Mas, kamu kenapa? Kenapa menatapku seperti itu?"
Hatiku nyeri, tetapi mau tak mau aku harus mengambil sikap atas apa yang telah berjalan selama ini.
"Aku mau kita berhenti seperti ini."
"Berhenti ngumpet-ngumpet gini Mas? Apa kamu mau nikahin aku?" tanyanya penuh harap.
"Bukan Ta, aku ingin kita berhenti den