Shu Sheng mengeluarkan cermin dari tasnya. Dulu ia pernah menggunakan cermin ini untuk menghubungi Pohon Kehidupan. Meskipun mereka tidak bisa saling berbicara, tapi itu sudah cukup untuk mengobati rindunya.
Shu Sheng menyalurkan kekuatannya kemudian muncul seorang pria tua dengan rambut dan jenggot putih serta mata emas yang menatapnya dengan tatapan lembut.
“Nak, ada apa?” tanya pria tua di seberang cermin sambil membelai jenggotnya yang panjang.
“Yang Mulia, apa Dewa Hakim masih berada di istananya?” tanya Shu Sheng tanpa basa-basi menanyakan keraguannya.
“Kenapa kau menanyakan itu?” tanya balik pria tua itu tidak menjawab pertanyaan Shu Sheng.
“Aku melihat seorang pemuda yang memiliki Mata Ilahi. Jika dia bukan kau yang menyamar berarti dia adalah Dewa Hakim.”
Pria tua itu tersenyum sambil terus membelai jenggotnya, “mungkin saja dia adalah perwujudannya.”
“Perwujudan?”
“Aku hanya mengatakan itu mungkin,” ulangnya.
“Apa kau menghubungiku hanya untuk menanyakan keberadaan Bao Ziran