Search
Library
Home / Romansa / Penyesalan Cinta yang Disadari Setelah Reinkarnasi / Bab 5

Bab 5

Author: Sarina Raisha
Keesokan paginya, Owen baru turun ke bawah melihat pembantu yang sedang membereskan koper, dia mengernyit dan bertanya, "Apa yang kalian lakukan?"

"Pak Owen, ini adalah barang milik Nona Naomi. Kemarin malam Nona Naomi telepon bilang ke depannya nggak akan datang mengganggu lagi, jadi dia suruh kita bereskan barangnya dan antar ke tempatnya."

Melihat koper di depan mata, Owen tiba-tiba melihat bayangannya Naomi.

Biasanya di jam seperti ini, Naomi sudah menyelesaikan sarapan dan menunggu Owen turun dengan penuh penantian.

Naomi akan menarikkan kursi untuk Owen lalu membicarakan hal-hal yang membosankan.

Hari ini, Owen merasa ada yang kurang saat melihat bayangan Naomi sudah menghilang.

Setelah menyadari dirinya sedang memikirkan Naomi, Owen segera berkata, "Kalau begitu cepat bereskan! Jangan biarkan aku melihat barang-barang ini."

"Baik, Pak Owen."

Owen duduk di kursi ruang tamu, ketika melihat meja makan tidak ada makanan apa pun, dia berkata dengan tidak senang, "Sarapan belum selesai?"

"Maaf, Pak Owen. Biasanya Nona Naomi yang membuat sarapan, jadi pembantu yang baru datang nggak tahu waktu ...."

"Cepat! Aku masih mau kerja."

Owen melihat jam tangan, suasana hatinya mulai merasa risih.

Sesaat kemudian, pembantu menyajikan sepiring roti dan telur mata sapi di depan Owen.

Melihat sarapan yang sederhana ini, Owen meliriknya dan menanyakan, "Apa ini?"

"Sa ... sarapan."

Pembantu itu mulai ketakutan.

Dia tidak tahu apa kesalahan yang dilakukannya.

Owen berkata, "Aku nggak makan telur mata sapi, pagi hari nggak makan daging. Apa aku menggajimu 40 juta per bulan hanya untuk makan ini?"

"Maaf! Maaf, Pak Owen! Aku nggak tahu ...."

"Pak Owen, dia pembantu baru. Aku suruh dia buat ulang saja."

"Nggak perlu lagi."

Owen langsung berdiri dengan ekspresinya yang masam.

Di saat ini, Rani keluar dari kamarnya. Dia melihat sekilas makanan di meja saja sudah tahu alasan Owen marah-marah di pagi hari.

Rani berkata, "Biasanya Naomi yang membuat sarapan. Dia mulai dari jam empat subuh membuat makanan ringan lezat dengan kukusan. Setidaknya ada 16 jenis makanan yang bergizi. Sekarang Naomi sudah pergi, hidup ini benar-benar nggak bisa dijalani lagi."

Owen langsung mengernyit setelah mendengarnya.

'Naomi yang bilang mau membatalkan pertunangan ini, jadi terserah dia saja!'

Naomi baru datang ke rumah mereka selama tiga bulan. Owen tidak percaya kalau dirinya tidak bisa hidup dengan tenang setelah kepergian Naomi.

"Aku pergi dulu, Nenek."

"Kembali! Aku nggak peduli apa pun yang kamu pikirkan, aku hanya mengakui Naomi sebagai cucu menantuku. Sekarang kamu pergi ke Kediaman Irawan untuk minta maaf. Kalau Naomi nggak mau memaafkanmu, kamu jangan kembali lagi!" seru Rani.

"Nenek ...."

"Cepat pergi!"

Perintah dari Rani tidak bisa dibantah.

Walaupun Owen tidak ingin melakukannya, dia juga harus menyetujuinya. "Ya, aku sudah tahu."

Di Kediaman Irawan.

"Bam!"

Suara keras terdengar dari pintu kamar Naomi yang dihancurkan dan didatangi seseorang.

Michael masuk dengan penuh emosi, lalu membuka selimut Naomi dan menahan pergelangan tangan kirinya dan berkata, "Naomi! Apa kamu sudah gila? Kamu membatalkan pertunangan dengan Grup Pandawa? Cepat jelaskan!"

Naomi mengernyit melihat tangan kiri yang ditahan oleh Michael.

Michael memang adalah adiknya, tapi bukan anak kandung dari ayahnya.

Saat Sarah menikah dengan ayahnya, Michael sudah berumur lima tahun.

Ayah Naomi menganggap Michael seperti anak sendiri, Michael sebagai tuan muda Keluarga Irawan pun sangat dimanjakan oleh Sarah.

Di kehidupan sebelumnya, Sarah mendukung Naomi menikah ke Keluarga Pandawa dan menyerahkan Grup Irawan kepada Michael.

Akan tetapi, bisnis Keluarga Irawan yang begitu besar pun dihancurkan oleh Michael hingga tidak tersisa.

Naomi sangat marah ketika melihat anak muda umur 18 tahun yang memberontak di depannya, dia pun langsung menamparnya dengan kuat.

Tamparan ini benar-benar mengejutkan Michael.

Michael melihat Naomi dengan tatapan tidak percaya. "Be ... beraninya kamu menamparku?"

Dari dulu, Naomi sangat lemah, dia bahkan menggunakan nada lembut saat berbicara dengan Michael. Siapa sangka Naomi bisa menamparnya hari ini?

Naomi langsung menegur, "Aku memang menamparmu! Siapa memberimu keberanian sebesar ini? Beraninya kamu masuk ke kamarku?!"

"Maaf, Nona Naomi! Ini salahku! Salahku nggak melarangnya."

Pembantu menjelaskan dengan ketakutan di depan pintu.

"Diam! Ini adalah rumahku, terserahku mau ke mana saja!"

Michael langsung menegur itu hingga pembantu itu gemetar.

Naomi melihat luka di lengan pembantu, dia pun akhirnya tahu betapa berengseknya Michael di rumah.

Dulu Naomi hanya mementingkan Owen saja, dia bahkan tidak tahu kalau rumah ini sudah dikacaukan oleh Sarah dan Michael.

"Rumahmu? Kediaman Irawan belum menjadi milikmu!"

Naomi berdiri dan berjalan ke depan pembantu, lalu memapahnya untuk berdiri.

Lengan pembantu dipenuhi dengan luka-luka, tapi dia tetap tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.

"Keluarga Irawan adalah keluarga terpandang, tapi bukanlah tempat kamu berbuat sembarangan! Apakah ada hukum yang mengizinkanmu untuk memukul pembantu sendiri?"

Pembantu itu bahkan hampir menangis ketika mendengar Naomi membela dirinya.

Sebenarnya pembantu itu sudah ingin keluar sejak awal, tapi Michael menggunakan statusnya sebagai tuan muda untuk mengancamnya dan tidak mengizinkannya mengatakan apa pun, apalagi berhenti kerja. Pembantu itu sudah muak dengan pekerjaan ini!

"Nona Naomi, tolong izinkan aku pergi!"

Pembantu itu menangis dengan keras.

Di saat ini, Sarah yang di bawah pun mendengar keributan di atas. Dia buru-buru naik ke atas, ketika melihat wajah Michael yang merah dan bengkak sebelah, dia pun langsung tahu apa yang terjadi.

Sarah langsung mengernyit, dia menunjuk hidung Naomi sambil menegur, "Naomi! Kenapa kamu memukul adikmu sendiri? Kamu benar-benar sudah gila! Kamu membatalkan pertunangan, lalu memukul orang, apa yang kamu inginkan sebenarnya?"

"Adik? Aku nggak punya adik yang begitu kurang ajar!"

Naomi berkata, "Bibi, kasarnya adalah Michael bukanlah anak kandung ayahku. Sekarang dia sudah dewasa, dia nggak hanya masuk ke kamarku tanpa izin, dia bahkan menyiksa pembantu rumah! Lihatlah dengan jelas, inilah anak baik yang kamu didik!"

Mendengar penjelasan Naomi, Sarah langsung berkata dengan nada merendahkan, "Michael dari kecil tumbuh besar di Keluarga Irawan, ayahmu juga menganggapnya seperti anak sendiri! Kenapa kamu sebagai kakak malah jaga jarak sekali? Lagi pula, dia hanyalah seorang pembantu, kenapa kalau memukulnya? Apa kita kekurangan uang buat biaya pengobatannya atau gajinya?"

Tatapan Naomi menjadi semakin dingin, dia berkata, "Bibi, hari ini dia memukul pembantu rumah sendiri, besok dia akan berani memperlakukan karyawan perusahaan dengan kasar. Kalau ke depannya Grup Irawan diserahkan kepada Michael, takutnya hanya akan dihancurkan semuanya!"

"Naomi, omonganmu sungguh keterlaluan! Michael masih muda, siapa yang baru dilahirkan langsung bisa menjadi bos? Selain itu, kamu sudah janji untuk memberikan perusahaan kepada adikmu. Kamu nggak boleh menarik kembali janji itu karena dirimu batal menikah dengan Pak Owen!"

Naomi sejak awal sudah tahu kalau Sarah nggak punya hati.

Naomi hanya tertawa, kemudian dia berjalan ke samping laci meja dan mengeluarkan surat pengalihan saham perusahaan yang sudah ditandatanganinya sebelum pesta tunangan.

"Inikah maksudmu, Bibi?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP