Tolvanstad, Vitania Utara.
Petang itu cuaca sangat gelap seperti akan ada badai besar yang menerjang. Angin pantai juga bertiup kencang.
Dan bukan hanya itu, tersiar kabar pada penduduk desa selatan bahwa desa utara ‘dalam bahaya’. Masyarakat pun berkumpul di balai desa selatan.
“Kenapa ini bisa terjadi?”
“Apa yang harus kita lakukan?”
“Kepala desa, kenapa ini?”
“Kita harus segera selamatkan orang-orang di utara.”
Balai desa selatan tampak dipenuhi oleh masyarakat yang berkumpul di sana. Mayoritas dipenuhi oleh para kepala keluarga dan pemuda, termasuk ayah Rikka. Sementara itu putrinya tengah menunggu di teras rumah sambil menjaga ibunya di dalam. Gadis itu sebenarnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di desa utara, namun sang ayah melarangnya untuk keluar dari rumah itu.
Di tengah suasana mencekam tersebut, terdengar sayup-sayup suara dari semak-semak di dekat rumahnya. Kebetulan di belakang semak-semak itu ada hutan yang cukup lebat dengan pepohonan.
“Eh, apa itu?”
Sebenarnya