Sudut pandang Anya:
"Selamat, Pak Maximus!" seru sang terapis saat Maximus akhirnya berhasil berjalan normal.
Aku benar-benar ikut senang untuk Maximus. Selama ini, duduk di kursi roda sangat menyulitkannya sehingga dia tidak bisa melakukan hal-hal yang diinginkannya.
Aku juga menantikan operasi matanya yang akan datang. Dokter bedahnya, yang didatangkan dari negara lain, telah tiba, dan menurut suamiku, Haris sudah bersusah payah demi menemukan dokter ini.
"Ya ampun, ini harus dirayakan!" seru Ruth.
"Miranda pasti akan sangat gembira," tambahnya, dan aku pun mencibir dalam hati.
Sejak Ruth tiba, Miranda selalu mengikuti ke mana pun kami pergi. Dia bebas mengunjungi apartemen kami, dan aku makin kesal karena suamiku tampaknya tidak keberatan dengan kehadirannya, terutama saat neneknya tidak ada.
"Hei!" terdengar jeritan melengking si wanita iblis itu.
Aku menoleh padanya dan menempatkan diriku di depan suamiku, karena aku yakin Miranda akan melemparkan diri ke pelukan Maximus.
"Kamu pi