Amar mulai gelisah menunggu kepulangan orang tuanya. Ia duduk di ruang tamu sambil sesekali berdiri di atas sofa. Melongok menatap jendela kaca.
Sang adik tertidur di sofa panjang di sebelah ia duduk. Melihat tak ada yang datang ia kembali duduk dengan melipat tangan di dadanya. "Ck!" "Ck!" Berkali-kali terdengar decakan di bibirnya. Menandakan kegelisahan di hatinya. Rasa kantuk dan lelah ditahannya untuk bisa bertemu dengan Ayah dan ibunya agar ia bisa menanyakan sesuatu yang ada di dalam pikirkannya saat ini. Suara mobil mengejutkannya, ia langsung berdiri dan melongok keluar jendela melihat siapa yang datang. Senyumnya mengembang saat melihat siapa yang keluar dari dalam mobil. Ammar meloncat dan berlari membuka pintu. "Papa, Mama!" teriak Amar berlari menghambur ke arah mereka. Manan menangkap tubuh kecil itu. "Hai kau tidak tidur siang, Boy?"