Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar

Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar

Oleh:  Endiy Fathia  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
23 Peringkat
148Bab
3.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Safia terpaksa menikah dengan kakak iparnya Manan atas desakan orang tua mereka setelah suami dan anaknya meninggal begitu pula Manan yang kehilangan istri setelah melahirkan putranya Safiah tak bisa menolak kehendak orang tuanya, karena itulah Manan membenci Safia. Bagaimana nasib Pernikahan mereka?

Lihat lebih banyak
Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Mukarromatul Fitriyah
semangathor..saya selalu menunggu kelanjutan ceritanya .
2024-04-18 23:40:37
1
user avatar
Widi.P
Bagus ceritanya, asyik di baca
2024-02-19 16:28:42
1
user avatar
Nurleni
cerita bagus
2024-02-16 10:41:04
0
user avatar
Azril
pokoknya seru banget
2024-02-15 15:17:49
0
user avatar
Azril
Lanjut terus tor
2024-02-15 15:17:37
0
user avatar
Widi.P
manteep ceritanya
2024-02-15 11:59:03
0
user avatar
Amin Yahya
Seru thor ini, lanjut. Jangan lama-lama updatenya
2024-02-09 15:03:29
0
user avatar
Amin Yahya
yang sabar Safia, lihat anaknya Manan saja
2024-02-09 15:02:12
0
user avatar
Amin Yahya
Kalau Manan ngomongnya pedas, kamu juga balas dengan pedas Safia
2024-02-07 13:35:47
0
user avatar
Amin Yahya
Manan jangan terlalu membenci nanti Jatuh cinta beneran loh
2024-02-07 13:30:33
0
user avatar
Khadijah Aisyah
Semangat update Mom
2024-01-29 09:47:26
1
user avatar
FitrianiYuriKwon
Keren kakak otor, lanjutkan
2024-01-23 02:25:45
0
user avatar
Radd
Baru baca 2 bab pertama sana, aku uda menangis, bagaimana bisa menghadapi kematian suami sekaligus kehilangan bayi dalam kandungan? hiks. Bagus kali lah ceritanya eeeee
2024-01-19 21:39:11
0
user avatar
EL Dziken
ini namanya naik ranjang, moga Sofia mendapatkan kebahagian.
2024-01-19 20:54:05
0
user avatar
Isa Ann
heran banget ya sama orang tua yg maksain hidup anaknya kek begini bangeet. tapi karena dua2nya juga udah merasa dewasa, ya kudunga bis tanggung jawab sama pilihannya sendiri, Manaaaan. kunantikan penyesalanmu, hohoho
2024-01-19 20:13:13
0
  • 1
  • 2
148 Bab
Bab 1 Jangan Tinggalkan Aku!
Safia sangat senang hari ini karena suami akan segera pulang dari kantor pusatnya di Amerika . Ia berdandan sangat cantik mematut dirinya di cermin, dan menatap perutnya yang membesar sebab usia kandungan sudah sembilan bulan selisih satu minggu degan sang Kakak Laila.Hatinya berdegup kencang karena setelah satu bulan pernikahannya sang suami meninggalkannya ke Amerika untuk mengurus perusahaan atasannya yang mendapatkan masalah. Akran pria yang sangat pintar itu mendapatkan promosi dari atasan untuk memegang perusahaan yang ada di Amerika. Sayangnya perusahaan tidak mengijinkannya safia ikut, terdengar sangat aneh tetapi ia akhirnya menepis kecurigaan yang tak beralasan.Suara ketukan pintu terdengar dari luar, Safia membukakan pintu, tampak sang ibu berdiri dengan sangat cemas. Safia tersenyum. "Apa aku sudah cantik?" tanyanya pada Ibunya dan wanita itu hanya mengangguk Terdengar dering handphone berbunyi di mejanya ia pun berjalan kesana dan mengambilnya serta menerimanya. Mende
Baca selengkapnya
Bab 2 Di mana Kak Laila?
Manan berjalan menuju ruang rawat Safia setelah melihat putranya, bayi itu tidak mau meminum susu formula dan selalu menangis. Ia ingin Safia membantunya dengan memberikan putranya AsI. Tanpa sengaja ia tadi melihat pakaian Safia basah di bagian dadanya dan berharap adik iparnya itu mau membantunya.Sesampainya di depan pintu ruangan Safia ia pun membukanya alangkah terkejutnya dia, saat pintu terbuka. Darah mengalir dari pergelangan tangan Safia cukup banyak dan wanita itu mulai terlihat pucat serta lemas, ia berlari ke arah ranjang Safia menekan berkali-kali tombol memanggil dokter atau perawat sambil menggenggam tangan wanita itu, berharap darah tidak terlalu banyak mengalir."Apa yang kau lakukan? Kau tahu ini tindakkan dosa, kau tahu bukan?" teriaknya menggelegar.Dokter pun datang dan melihat apa yang terjadi ia terkejut dan segera melakukan tindakan untuk menghentikan pendarahannya.Safia kecewa apa yang dia inginkan tidak terwujud, setelah dokter itu pergi Safia menatap tajam
Baca selengkapnya
Bab 3 Akan Kubawa Amar
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, Manan hanya terdiam saat Safia merengek untuk minta diantar ke makam Suaminya. Hingga tiba di rumah yang sangat besar dan di sebelahnya ada makam Keluarga yang di jaga ketat."Mas Manan ini di mana?" tanya Safia."Di sanalah suamimu di makamkan Itu menurut info yang aku tahu," ucap Manan."Mana mungkin? Mas Akran itu tinggal di rumah yatim piatu," jawab Safia sambil mengeryitkan dahinya."Cobalah dulu jika tidak bisa langsung kembali kesini," Saran Manan."Baiklah!" ucap sambil turun dari mobil ia pun berjalan mendekati sekuriti yang menjaga pemakaman itu dan mulai berdebat dengan mereka tetapi akhirnya Safia kembali dengan wajah kesalnya.Wanita itu membuka pintu mobil dan menutupnya sangat kasar serta menghentakkan pantatnya dengan sangat keras."Aku sangat kesal mereka tidak membolehkanku masuk. Kenapa aku tidak tahu apa-apa tentang Mas Akran, ya?," gerutunya .Manan hanya diam dan menyalahkan kembali mobilnya berjalan berbalik arah. Sedangka
Baca selengkapnya
Bab 4 Fitnah
Manan meneguhkan hatinya ia berjalan keluar rumah mantan mertuanya itu dengan membawa serta Amar di gendongannya dan masuk kedalam mobilnya kemudian berjalan meninggalkan rumah itu.Safia menangis tergugu, ia sudah sangat mencintai Amar dan menganggap putranya sendiri jika dia di pisahkan itu sama artinya memutus urat nadinya.Ia tak sanggup berdiri membuat Manaf ayah Safia iba pada putrinya. Lelaki itu mengusap kasar wajahnya langsung menghampiri putrinya itu dan menggendongnya membawanya naik ke lantai atas ke kamar Safia.Sesampainya di sana sang Ayah mendudukkan di ranjang lalu keluar mencari dan memanggil bik Mina untuk membantu mengurut kaki Safia yang terkilir.Bik Mina dengan cepat masuk ke dalam kamarnya dan mengambil minyak urut lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar Safia, ia pun masuk setelah safia mengijinkannya..Bik Mina mulai memijat kaki Safia, ia menaruh Iba kepada wanita itu. Sudah ditinggal suami dan anaknya sekarang harus dipisahkan dengan bayi yang telah diraw
Baca selengkapnya
Bab 5 Menikah
Orang tua Safia dan Manan pun datang mereka berembuk dengan warga, dan akhirnya warga pun pulang karena sudah ada keputusan bahwa besok pagi Manan harus menikahi Safia di rumah mantan mertuanya itu.Itu semua tidak luput dari akal-akalan orang tua Manan agar lelaki itu tidak dapat mengelak tetapi dengan terjadinya kejadian itu membuat Manan semakin membenci Safia karena wanita itu tidak melatih anaknya untuk bisa minum ASIP di botol dan karena itu Amar menjadi tergantung dengan Safia hingga dia harus menikahi wanita itu.Safia di ajak pulang oleh orang tuanya bersama Amar karena bayi itu menangis lagi ketika terdengar ribut-ribut di rumah Manan.Manan terlihat sangat kacau ia menatap tajam kedua orang tua itu. Ia yakin semua itu ada sangkut pautnya dengan mereka dan Kenapa tiba-tiba sopirnya tidak ada di tempat lalu warga berdatangan dan menggedor rumahnya."Jangan tanya kami, itu kesalahanmu sendiri yang sudah teledor jadi bertanggung jawablah," ucap Sang Ayah pada Manan lalu mengaja
Baca selengkapnya
Bab 6 Kau Salah, Mas!
Mata Safia menatap manan penuh dengan ketakutan, ia tidak percaya lelaki yang dikenal lembut itu kini terlihat sangat menakutkan.Manan terus berjalan ke depan mendekati Safia yang berjalan mundur dan membentur tembok itu. Ia begitu sangat marah pada Safia, yang membuat ia terpaksa menikahi wanita itu."Katakan saja dengan jujur, kalau kau membutuhkan belaian sebab almarhum suamimu tidak pernah memberikannya, Hem ...." Manan mencengkram rahang Safia.Wanita itu menangis tak sanggup menjawab apa yang dikatakan Manan, ia hanya menggeleng sambil berurai airmata."Inikah yang kau inginkan, Safia? Ayo jawab aku!" teriak Manan sambil melepaskan cengkraman di rahang Safia. Namun, sekarang bibirnya menyapu pipi Safia."Ti- tidak kau salah paham, Mas," kata Safia "Aku salah paham, katamu? Mana yang membuatku salah paham? Jawab Safia!" teriak Manan menggelegar membuat Safia terjengkit."Aku tidak bisa menolak mereka lalu kenapa k
Baca selengkapnya
Bab 7 Apa yang sebenarnya terjadi?
Ia masih menatap foto sang istri, entah kenapa pada waktu itu darah yang cocok dengan golongan darah istrinya tidak ada di bank darah sehingga akhirnya sang istri tidak tertolong. Entah permainan siapa yang membuat golongan darah sang istri tidak ada di bank darah manapun saat istrinya membutuhkannya dan apa motifnya, Manan benar-benar tidak tahu. Manan sangat kalut saat itu apalagi golongan darah sang istri sangat langkah sang istri mempunyai golongan darah yang sama dengan ayah mertuanya, yang saat itu melakukan perjalanan pulang dari luar kota dan waktu tidaklah banyak. Dia juga heran mengapa di saat adik Iparnya mendapatkan kabar yang mengejutkan tentang Suaminya. Manan menghembuskan napasnya awalnya pria itu sangat kasihan pada Safia yang kehilangan anak, tetapi karena itu pula yang membuatnya harus menikahi Safia setelah masa idahnya. Wanita itu dan keluarganya tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan Akran. Ia mendes4h sambil memegang sebuah amp
Baca selengkapnya
Bab 8 Rangkaian Bunga siapa ini?
Safia melotot kearah Manan. "Kalau aku tidak menghabiskannya apa yang bisa kau lakukan padaku?" tanya Safia."Kau melawanku, baiklah jangan kau habiskan dan saat ini pula kau kumakan, pilih yang mana tergantung kecerdasanmu!" tekan Manan.Safia terdiam berdebat pun percuma karena tidak akan pernah menang dan dimenangkan apalah dirinya bagi Manan. 'Sungguh pria ini sangat menyebalkan,' pikirnya.Safia berusaha menghabiskan makanannya ia takut hal yang tadi terulang kembali. Perutnya sudah terasa sangat penuh dan di piring masih tinggal sedikit ia berusaha bernegosiasi dengan Manan. "Aku sudah sangat kenyang boleh ini kubuang, aku jamin Amar tidak akan kelaparan," jawab Safia."Habiskan atau kau lebih suka ...." Manan menatap tajam pada Safia."Iya aku habiskan!" teriak Safia lalu menyuapkan makanan dengan cepat setelah itu berlari ke kamarnya dan menutup rapat serta menguncinya ia tidak peduli kalau Manan akan marah pada dirinya. Rasa mual
Baca selengkapnya
Bab 9 Kita Kembali
Safia melihat bunga itu masih segar tentunya baru saja ada seseorang datang kesini. 'Siapa?' pikir Safia.Kembali ia menyapukan pandangannya tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Ia menghembuskan napas, terkadang menginginkan sesuatu yang mustahil datang padanya. Semua orang yang dicintainya telah pergi, ingin sekali ia bertemu dengan satu cinta yang memberikan cinta yang lainnya yaitu mendiang suaminya.ia tidak pernah bermimpi tentang pria yang masih di hatinya itu, dan tidak bisa mengunjungi makamnya sama sekali. 'Kenapa mereka melarangku berkunjung di makamnya bukankah ia suamiku,' pikir Safia Ia ingin menanyakan ini sekali lagi pada Manan tetapi pria itu sudah berubah dia bukan lagi kakak ipar yang hangat seperti dulu.Duduk di pusara yang kakak sambil menabur bunga ia mengeluh, "Kakak suamimu sekarang adalah suamiku tetapi bukan suami yang semestinya seperti pernikahan yang bahagia, aku tidak mencintainya dan ia membenciku seolah sumber mas
Baca selengkapnya
Bab 10 Selalu Mengancam
Manan menggendong Safia menuju kamar wanita itu membaringkan di ranjang. "Istirahatlah! Setelah ini kita butuh tenaga untuk mengarungi rumah tangga yang hampa ini, dulu pernah kukatakan padamu jangan menikahi pria itu, kau malah menuduhku yang bukan-bukan dan karena pria itu pula aku kehilangan Lailaku. Tidak peduli betapa sakitnya dirimu karena kamu memilih hidup denganku," ucap Manam lalu ia meninggalkan kamar Safia.Ia berjalan kembali ke ruangan kerjanya mencoba untuk mengerjakan pekerjaannya yang terbengkalai beberapa hari. Satu jam, dua jam Manan mulai bosan. ia berjalan menuju kamar safia membukanya lalu menutupnya dengan sangat kasar.Safia terjengkit dan terbangun dari tidurnya. dan langsung mencapai kesadaran penuh melihat sekilas lelaki yang mengacaukan tidurnya itu, sambil mendengus kesal."Kenapa? Kau ingin marah padaku," ucapnya sambil duduk di sofa."Tidak, bukankah aku tidak punya hak untuk marah di rumah ini," ucap Safia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status