"Anda memang pernah berhak atas hidupku karena anda adalah suamiku. Tapi itu dulu, tuan." Kulepas pelukannya begitu saja dan ingin segera masuk ke rumah. Namun, lagi-lagi tanganku dicekal olehnya.
"Maafkan aku, Nin ...." Suaranya begitu serak seperti seseorang yang sedang terluka.
"Aku memang salah telah menyakitimu," sambungnya lagi.
Tanganku masih dipegang olehnya. Kali ini aku yang bingung bagaimana harus menjawabnya.
"Pulanglah ... aku ingin istirahat," jawabku.
"Sebelum masuk jawab dulu pertanyaanku, Nin."
"Apa lagi tuan terhormat?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter