Tak ingin tetangga berpikir yang tidak-tidak aku terpaksa membangunkannya. Aku bahkan yakin dia hanya pura-pura tidur disamping Shaka.
"Bangun ...." Dia semakin memeluk erat Shaka.
"Tuan terhormat, bangun!" aku berteriak sedikit keras ditelinganya. Tak kuat dia akhirnya bangun juga.
"Ada apa lagi, sayang. Hm?" Ya Allah benar-benar menguji iman ini orang.
"Sayang, sayang, cepat pulang sana!" Teriakku ketus, benar-benar bikin emosi ini orang.
"Sabar, sayang. Abang gak akan kemana-mana kok. Sini peluk abang." Astagfirullah benar-benar pecicilan ini si bos resek.
Kutarik tangannya, bukan marah dia malah tergelak terta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter