"Yang penting mbak jangan lari dariku saja." Aku langsung mencubit hidungnya, aku benar-benar bersyukur memiliki Fatia. Seperti apa mungkin hidupku, jika Fatia tidak menemaniku.
Rezeki itu tidak hanya berbentuk materi saja. Namun, memiliki orang yang peduli dan benar-benar sayang juga termasuk Rezeki tak terduga.
Tak lama diskusi, pintu diketuk oleh seseorang.
"Sudah berhenti gosipin abang, sayang?" Hm, mulai dah si abang bucin datang. Dia langsung mengangkat Shaka yang tertidur pulas. Meski Fatia maksa agar Shaka tidur sekamar dengannya.
"Lagi diskusi apa, sayang?" tanya tuan yang begitu kepo.
"Lagi diskusi masa depan sayang," jawabku sambil mengeluarkan senyuman termanis.
"Udah mulai pintar istri abang." Eh, jilbabku diusap-usap sampai berantakan.
Kami benar-benar kelelahan, sebelum kembali ke kamar masing-masing sebelum magrib Reza menga