Rihana melihat putranya sedang duduk dengan orang asing dan tampak banyak makanan di meja. Dia pun panik, kenapa Bastian bisa menyusup ikut dan kini dengan santai bersama pria asing.
“Bastian!” Rihana berjalan cepat mendekat ke meja di mana Bastian berasa.
Bastian menoleh, lantas tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya, meski ada sisa makanan yang terselip di gigi mungil bocah itu. Bastian tidak merasa bersalah karena baginya yang dilakukan tidaklah salah.
Melvin sendiri sangat terkejut melihat Rihana di sana, sekian tahun dia mencari wanita itu, tapi kini malah muncul di hadapannya secara tidak terduga.
“Bastian, kenapa kamu bisa di sini, sih?” tanya Rihana langsung mengajak Bastian turun dari kursi.
“Bas, lapar.” Bastian hendak naik kursi lagi, tapi dicegah oleh Rihana.
Rihana benar-benar tidak enak hati karena Bastian membuat masalah di tempat itu.
“Maaf, jika putra saya membuat masalah.” Rihana membungkukkan badan untuk meminta maaf ke Melvin, sedangkan tangan menahan