Di ruang evaluasi lantai dua, Nio berdiri dengan tegak di hadapan Robert yang duduk santai di kursi besar di ujung meja. Di antara mereka terbentang tumpukan dokumen yang Nio bawa pagi itu.
“Jadi kau datang dengan kepala diperban, melawan perintah dokter, hanya untuk ini?” Robert menyilangkan tangan. Tatapannya penuh sindiran. “Apa kau pikir dengan kertas-kertas ini, kau bisa menekan aku atau Pak Dharma?”“Aku tidak menekan siapa-siapa,” ujar Nio tenang. “Aku hanya melakukan pekerjaanku. Dan apa yang kulihat di lapangan... tidak sesuai dengan laporan bulananmu.”Robert menyipitkan mata. “Kau menuduhku berbohong?”“Aku bilang tidak sesuai,” ulang Nio. “Dan sebagai kepala gudang, aku bertanggung jawab memastikan rantai distribusi dan stok aman. Yang kulakukan adalah tugas.”Robert berdiri, mencondongkan tubuh ke depan. “Kau baru beberapa minggu di sini, bocah. Jangan bertindak seolah kau tahu segalanya.”“Aku tidak perlu tahu segal