Rahasia Hati Mafia Dingin

Rahasia Hati Mafia Dingin

last updateLast Updated : 2025-08-11
By:  Ziya_Khan21Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
22 ratings. 22 reviews
189Chapters
2.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ethan Ellias Zaferino, pewaris dinasti mafia paling ditakuti di Asia, mengelola jaringan usaha bawah tanah berupa perdagangan gelap, kasino ilegal, dan penyelundupan barang mewah. Namun, sebuah kecelakaan tragis membuatnya kehilangan ingatan. Tanpa identitas dan masa lalu, dia hidup sebagai Nio Alenka, seorang buruh miskin. Hidupnya berubah ketika dia menyelamatkan Zhen Ruby Ashaki, seorang wanita baik hati yang kemudian memintanya menikah untuk menghindari perjodohan. Saat ingatannya kembali karena sebuah insiden misterius, Ethan dihadapkan pada pilihan berat: kembali ke dunia kelam yang dulu dia pimpin, atau memperjuangkan cinta murni Ruby dan meninggalkan segalanya. Mampukah Ethan meninggalkan dunia dan segalanya termasuk Ruby?

View More

Chapter 1

RHMD 1 Siapa Aku?

Di kota Macau, pada malam yang basah dan bergelombang oleh cahaya neon, seorang pria ditemukan terkapar di bawah teriknya lampu jalan dan hujan yang mengguyur dengan garang. Tubuhnya dipenuhi luka, darah mengalir dari pelipis, pergelangan tangan terkilir, dan tulang rusuk yang kemungkinan retak.

Pria itu adalah Ethan Ellias Zaferino, nama yang bergema bagai lonceng kematian di dunia kriminal Asia. dia adalah pewaris keluarga mafia paling ditakuti, seseorang yang ditakdirkan untuk memegang kekuasaan lebih besar dari yang pernah dibayangkan. Namun malam itu, semua tentang dirinya, semua kejayaan dan kebengisan, terhapus begitu saja.

Kecelakaan misterius atau mungkin pengkhianatan yang sudah lama disusun menghancurkan segalanya. Ketika matanya terbuka kembali dua minggu kemudian, dunia yang dikenalnya telah lenyap. Dia terbangun di sebuah kamar kecil dengan aroma kayu lapuk dan suara angin yang menggoyangkan jendela. Tidak ada nama yang terlintas di kepalanya. Tidak ada wajah yang teringat. Tidak ada tempat yang terasa seperti rumah. Dia bangkit dari koma tanpa identitas, tanpa masa lalu, hanya dengan kemampuan bertarung yang seolah tertanam dalam daging dan tulangnya, naluri yang tak bisa dijelaskan, bagaikan binatang liar yang tahu cara bertahan hidup bahkan tanpa ingatan.

Seorang wanita tua duduk di samping ranjang, menggenggam tangannya dengan penuh perhatian.

"Oh Tuhan, syukurlah," desah wanita itu lega, matanya berkaca-kaca. "Kau akhirnya sadar, Nak."

Pria itu mengerjap, mencoba berbicara, namun hanya suara serak yang keluar. Nenek itu buru-buru menuangkan air ke dalam gelas kecil dan menyentuh bibirnya perlahan.

"Pelan-pelan ... kau sudah tidur sangat lama."

Beberapa teguk kemudian, suara seraknya berubah menjadi bisikan.

"Di-di mana ... aku?"

"Kau di rumahku," jawab Nenek Lina lembut. "Aku menemukanmu di jalanan, malam saat hujan deras. Luka-lukamu parah sekali, Nak. Siapa namamu?"

Pria itu terdiam. Dia mencoba mencari dalam pikirannya, tetapi hanya kehampaan yang menjawab. Tidak ada nama. Tidak ada bayangan. Hanya gelap.

"Aku ... aku tidak tahu," katanya lemah, kebingungan merayapi wajahnya.

Nenek Lina menghela napas panjang, membelai rambut basah di dahinya. "Tidak apa-apa, Nak. Kadang, trauma membuat seseorang melupakan. Kau butuh waktu."

Wanita itu tersenyum tipis, berusaha menenangkannya.

"Kalau begitu," lanjutnya pelan, "dari mana asalmu? Siapa keluargamu? Mungkin kau ingat sesuatu?"

Pria itu menutup matanya sejenak, mengerutkan kening dalam usaha keras untuk mengingat. akan tetapi, yang ada hanya kekosongan. Tidak ada rumah, tidak ada suara orang tua, tidak ada satu pun potongan kenangan.

"Aku ... aku tidak ingat," bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri daripada pada wanita itu.

Nenek Lina mengangguk, memahami.

"Kalau begitu," katanya sambil tersenyum hangat, "untuk sementara waktu, kau di sini saja. Kau butuh tempat untuk pulih. Dan butuh nama untuk dipanggil."

Nenek Lina menatap pria itu dengan penuh sayang, lalu mengangguk seolah membuat keputusan besar.

"Aku akan memanggilmu ... Nio, Nio Alenka," katanya sambil tertawa kecil.

Pria itu yang kini menjadi Nio hanya mengangguk lemah. Dalam hatinya, nama itu terasa asing. Nio memandang Nenek Lina di depannya dengan kebingungan dan rasa bersalah samar yang dia sendiri tidak mengerti. Tubuhnya masih terasa berat, tetapi dia berusaha duduk bersandar di ranjang tua itu.

Nenek Lina tersenyum kecil melihat usahanya.

"Aduh, pelan-pelan saja, Nak. Lukamu belum benar-benar sembuh," katanya lembut sambil membenarkan bantal di belakang punggungnya.

Nio menatap wajah keriput itu, begitu penuh kasih dan ketulusan, sesuatu yang anehnya membuat dadanya hangat.

"Aku ... aku merepotkanmu," bisiknya serak.

Nenek Lina menggeleng cepat, matanya penuh ketegasan.

"Jangan berkata begitu. Saat aku menemukamu, aku tahu kau butuh pertolongan. Tapi, maafkan aku, Nak..." Ia menarik napas panjang, seolah merasa sedikit bersalah. "Aku tidak punya cukup uang untuk membawamu ke rumah sakit."

Nio hanya diam, tidak tahu harus berkata apa.

"Tapi aku bersyukur," lanjutnya dengan suara pelan, tetapi penuh rasa syukur, "luka-lukamu tidak terlalu parah. Luka luar saja, memar dan beberapa sobekan. Aku bisa merawatmu di sin i... dengan obat seadanya."

Nenek Lina tersenyum, memperlihatkan giginya yang sudah mulai menipis.

"Kadang, Tuhan tidak membiarkan kita sendirian saat benar-benar butuh bantuan," kata Nenek Lina lagi sambil mengelus punggung tangan Nio dengan lembut.

Nio menatapnya. Ada sesuatu dalam cara wanita tua itu berbicara, kehangatan, ketulusan, dan kekuatan dalam kesederhanaan. Dia tidak tahu siapa dirinya, dari mana dia berasal, tapi saat itu, dia tahu satu hal kalau dia berutang nyawa kepada wanita ini.

Dengan sisa tenaga, Nio berbisik pelan.

"Terima kasih, Nenek ...."

Nenek Lina tertawa kecil, senang mendengar panggilan itu.

"Lina. Panggil Nenek Lina ya ... Kau istirahat saja dulu, Nak. Nenek akan membuatkan bubur lagi untukmu. Kau butuh banyak makan supaya cepat pulih," katanya sambil bangkit perlahan dari kursinya.

***

Enam bulan telah berlalu sejak hari itu. Tubuh Nio kini telah sepenuhnya pulih berkat perawatan penuh kasih dari Nenek Lina. Setiap harinya, dia bekerja sebagai buruh di sebuah proyek konstruksi di pinggiran kota Macau, menjalani kehidupan sederhana dan jujur, jauh dari ingatan masa lalunya yang masih terkubur dalam kabut tebal.

Suatu malam, saat sedang menyelesaikan pekerjaan lembur, Nio mendengar teriakan dari gang dekat lokasi pembangunan. Dia segera berlari ke sumber suara dan melihat seorang wanita muda dirampok oleh dua pria bertopeng.

"Rampok! Tolong! Tas saya!"

Nio menangkap pemandangan seorang wanita yang berusaha mengejar dua pria bertopeng yang membawa lari tasnya. Tanpa berpikir panjang, tubuh Nio bergerak, seolah-olah naluri lamanya yang tertidur kini terbangun dengan kekuatan penuh.

Nio berlari, menyusul para perampok dengan kecepatan mengejutkan untuk seorang buruh biasa. Ketika salah satu perampok menoleh dan mencoba mengayunkan pisau ke arahnya, Nio bergerak dengan kelincahan yang tak lazim. Dengan satu gerakan terlatih, dia menahan lengan penyerangnya, memelintirnya hingga terdengar suara retakan, membuat pisau itu terjatuh ke tanah.

Perampok kedua mencoba menyerangnya dari belakang, tetapi Nio seolah-olah sudah mengantisipasi. Dia berputar, menggunakan berat tubuhnya untuk menjatuhkan pria itu dengan teknik cekatan yang bahkan petarung profesional pun akan kagumi. Dalam hitungan detik, kedua perampok itu tergeletak di tanah, mengerang kesakitan.

Nio mengatur napasnya, menatap kedua pria itu dengan sorot mata dingin yang bahkan membuat mereka terlalu takut untuk bangkit kembali. Namun, mereka tetap memilih kabur.

Wanita itu, Ruby terengah, syok, tetapi tidak terluka. Dia menatap pria asing yang menyelamatkannya. “Siapa Kau? Bagaimana bisa Kau bertarung seperti itu?”

Nio hanya diam beberapa detik sebelum menjawab pelan, “Aku ... Nio. Hanya itu yang kutahu.”

“Ah begitu rupanya, tapi apa Kau baik-baik saja?” tanya Ruby khawatir. Nio hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan tempat itu.

“Tunggu!” tiba-tiba Ruby berteriak menghentikan Nio.

“Kau mau ke mana? Apa Kau akan membiarkan aku berdiri di sini seorang diri? Bagaimana jika orang-orang itu kembali dan menyakitiku?” tanya Ruby panjang tanpa koma.

Nio berbalik dan berpikir sejenak. Lalu dia pun menjawab, “Hanya satu tempat yang aku tahu.”

Bersambung ...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(22)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
22 ratings · 22 reviews
Write a review
user avatar
Elly Julita
novel yg manis, romatis, mafia dan penghianatan,, cerita nya lengkap dan selalu di nantikan up nya setiap hari,, kata2nya gak kaku jadi nyaman baca nya,,, semangattt otor kesayangan
2025-08-10 13:15:39
0
user avatar
bian cilla
ceritanya seru ada tegang2nya kira2 Neo bisa bersatu lagi dengan Ruby gak ya...semakin kesini permasalah semakin banyak dan ada wanita di masa lalunya yg penuh dengan intrik yg mau melenyapkan neo
2025-08-10 11:28:38
0
user avatar
bian cilla
ceritanya menarik recommended buat di baca kisahnya penuh misteri dan bikin penasaran endingnya apakah perjalanan sang mafia bisa bersatu dengan sang wanita yang datang di hidupnya menerima apa adanya????
2025-08-10 11:25:33
0
user avatar
bian cilla
ceritanya menarik penuh intrik dan bikin tegang....next terus kakak...semangat nulisnya
2025-08-10 11:23:41
0
user avatar
Bunda Ernii
ayolah Ethan.. kamu bisa menjelaskan pada Ruby apa maksud & tujuanmu.. setelah itu kamu bisa balik lagi untuk menuntaskan semua misimu.. yakin deh klo Ruby pasti mengerti & mau menunggumu..
2025-08-05 00:19:21
1
user avatar
Viva Oke
Ethan mafia dingin yang mengalami amnesia dan menikah dengan Ruby gadis cerdas pemimpin perusahaan..yg awalnya nikah kontrak berakhir jatuh cinta dengan tulus. bagus ceritanya.
2025-08-01 22:35:18
0
user avatar
SAMBI🏝GEMBUK
Naah kan by... sudah tenang setelah bicara sama nenek Lina..?? cukup kamu beri kepercayaan dan dukungan buat Nio kali ini percayakan pada dia dia bisa menyelesaikan masalahnya tanpa kamu harus ikut turun tangan
2025-07-25 07:30:43
0
user avatar
Yoona Syifa
selalu suka dengan karya kak Ziya, gak bikin bosen emang...
2025-07-24 12:56:01
0
user avatar
Viva Oke
bagus iniloh kisahnya.. seorang Nio yg dingin bisa saling melengkapi dengan Ruby . namun, ada banyak konflik didalam kehidupan mereka.
2025-07-21 16:33:11
0
user avatar
aya
akhirnya Ruby dan nio saling mengungkapkan rasa. dan semoga pernikahan mereka selalu dalam kebahagiaan
2025-07-20 20:16:32
0
user avatar
ida Sari
cerita nya yg sangat menarik juga seru.. suka perjuangan Nio yg ingin menjadi yg terbaik dan pantas untuk Ruby.
2025-07-18 00:25:44
0
user avatar
Ratihtyas
Yuk mampir di cerita Nio dan Ruby.Kisah mafia yang sedang hilang ingatan lalu bertemu dengan cintanya.Rekomen banget
2025-07-15 11:51:47
0
user avatar
Safitri Adibah
ceritanya seru, berawal dari pertemuan tak disengaja hingga menuntun nio dan Ruby jadi jodoh
2025-07-13 20:08:06
0
user avatar
Yoona Syifa
Ceritanya bagus, dari bab awal baca udah suka.
2025-07-13 10:03:54
1
user avatar
Reny Cii Jenong
Cerita nya menarik bgt,, .........
2025-07-13 02:16:33
0
  • 1
  • 2
189 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status