“Kalau diijinin tinggal di sini, boleh? Aku di sini seorang diri.” Arah pembicaraan Angela mulai serius.
Wanita blesteran itu mulai melancarkan aksinya. Tinggal di sini sama saja dengan tinggal satu atap bersama pria idamannya meski beda kamar. Namun hal yang tak mungkin bisa menjadi mungkin.
‘Bukan Angela kalau gak bisa naklukin pria itu.’
Bisa jadi endingnya akan seperti yang diinginkan Angela.
“Apa?!” bibir Kalila membentuk huruf ‘O’ sempurna kala mendengar permintaan yang tak masuk di akal.
“Aku gak memaksa kok. Aku gak mau dianggap orang yang mau merusak rumah tangga orang lain.” Angela menarik kedua sudut bibirnya menatap wanita di sebelahnya yang hanya berjarak satu kursi.
Tampak sekali wanita itu meremehkan Kalila yang sedari tadi memanas wajahnya seolah matanya berapi-api setiap kali melihat tamu tak diundang itu.
‘Gak bisa gini terus. Aku harus terus terang sa