“Aa! Aa!” Mulut Kalila terbuka berusaha berteriak tapi tak keluar, napasnya tertahan kala cekikan yang luar biasa begitu menusuk. Kalila berusaha melepaskan diri dari cengkraman jemari Angela yang menekan lehernya dengan kuat.
Kalila tak menyangka wanita blesteran itu bisa nekat masuk kamar pribadinya dan segera menyergap dirinya setelah keluar dari kamar mandi.
Angela dengan berani menunjukkan sifat aslinya di depan wanita yang merintih kesakitan. Wanita blesteran itu mencekik wanita di depannya. Sorot matanya yang tajam ditambah dengan menaikkan kedua sudut bibirnya, mencerminkan wanita itu seperti seorang psycho.
“Ikuti aku!”
“Ah … ya!”
Angela melepaskan leher wanita itu perlahan. Spontan Kalila batuk-batuk sebagai reaksi dari terbukanya tenggorokan yang sedari tadi ditekan keras.
“Ayo.”
‘Gila ini cewek! Dia psycho nih. Apa aku bisa melawannya?’
Kalila mulai