Namun, bukan Dareen namanya jika melepas kesempatan yang sudah didapat begitu saja. Ia tak mau melepas tangan lentik dalam genggamannya.
"Biarkan saja begini Kalila. Aku ... menyukainya." Pria itu tersenyum tipis. Menatap kedua mata Kalila lalu menatap tangan mereka yang saling tertaut.
Kalila baru saja berdebar setelah sadar, bahwa Dareen menggenggam tangannya begitu lama. Ia pun melupakan sejenak masalah besar yang mendera.
Namun, tak lama ... ia kembali menguasai diri dan memaksa menarik tangannya hingga membuat Dareen kecewa.
"Ish ...."
"Kamu gimana sih, Mas?!" Kini suara Kalila kembali meninggi.
Mata Dareen melebar karena terkejut. Ekspresi dan intonasi suara Kalila berubah tiba-tiba. Perempuan itu bahkan menggeser tubuh dan menatapnya dengan serius.
"Mas kenapa sih, kok gak paham banget! Malah mau balik bantuin Qinara. Tau gak dia tuh ...." Ia sangat emosi melihat kepolosan Dareen. Kalau saja boleh ia ingin memakinya. Namun, Dar