"Kenapa Mas memikirkan itu? Jaman sekarang semua bisa dibeli dengan uang!" Qinara berseru girang ketika menemukan satu cara untuk mendapatkan paspor dadakan.
Dewa yang menyeruput kopi di cangkir di tangan, terkejut dan tersedak.
Qinara benar-benar tak sopan. Kenapa tak sejak awal dulu dia perlihatkan kelakuannya seperti ini, agar ia tak sampai tergoda dan berselingkuh dari Kalila.
Pria itu mendesah. Meraih tisu dan membersihkan kemejanya sendiri. Kalau saja di depannya adalah Kalila, wanita itu pasti bergegas membersihkannya.
"Pelankan suaramu. Kita sedang di tempat umum," ucap Dewa yang menahan kesal.
"Oh oke. Sorry!" Qinara segera meraih ponselnya, untuk menghubungi seseorang.
"Inilah gunanya koneksi, Mas." Perempuan yang memiliki wajah manis itu tersenyum senang.
"Koneksi. Cih ...." Dewa geleng-geleng. Tentu saja teman-teman brengseknya adalah koneksi Qinara yang bisa memuluskan rencana neyelenehnya juga.
"Halo, Flen!" sapan