Kalila memeluk tubuh saudarinya hingga mata Qinara membulat sempurna. Perasaan haru biru menyelimuti Kalila yang akan menjadi seorang ibu. Berbeda dengan Qinara yang hanya terdiam dengan wajah datar.
Memori pedihnya saat di Tanzania kembali muncul begitu saja. Seakan memperingatkannya bahwa rasa sakitnya harus terbalaskan. Rasa sakit yang dialaminya sepanjang perjalanan di negeri asing itu. Wanita itu telah melupakan bahwa ada juga kenangan manis sebelum dia berpulang ke tanah air.
“Masya Allah. Gak nyangka Qinara. Aku hamil. Yaa Allah. Mas Dareen senang dengarnya.” Kalila memeluk erat wanita di depannya dengan mata berlinang. Sesekali terdengar sesenggukannya pertanda kebahagiaan.
Wanita berhijab itu begitu bahagia saat dirinya akan memiliki seorang bayi mungil. Bersyukur dalam waktu singkat bisa memberi harapan bagi keluarganya yang sangat menantikan hadirnya keturunan.
Namun berbeda dengan Qinara. Entah kenapa rasanya menyebalkan mendengar