Karan mencoba menghubungi banyak orang, dia berharap ada di antara mereka yang bisa membantu Eliza. Dia juga mendatangi satu ke rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan donor darah. Segala upaya yang dilakukannya tidak memberikan hasil apapun, kali ini Karan bisa kehilangan Eliza selamanya.
Karan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, tidak tahu dia harus tetap melanjutkan perjalanan atau justru memilih mengakhiri hidupnya. Kakinya melangkah ke luar dari mobil menuju sebuah jembatan. Air deras di bawah sana tentu akan merenggut nyawanya dalam hitungan menit jika saat itu Karan terjun dari sana.
“Tuhan, aku berhutang cinta padanya, aku juga berhutang maaf dengannya. Bagaimana aku harus meminta maaf dan membalas cintanya jika dia pergi dari hidupku? Tuhan, selamatkan Eliza, kumohon jangan lagi pisahkan kami.”
Karan menghela napas panjang, dia tahu bahwa mengakhiri hidup bukan sebuah pilihan yang tepat untuk melarikan diri dari masalah. Bahkan Eliza yang berusaha mengakhiri h