Peringatan!!!! Cerita mengandung unsur adegan dewasa Eliza menikahi seorang lelaki hypersex yang sangat ganas dalam permainan ranjang. Dia menjadikan pernikahannya hanya sebagai alat untuk melampiaskan libido-nya saja. Cerita malam pertama begitu manis nan indah yang sering didengar oleh Eliza, kini telah berubah menjadi mimpi buruk di malam pertama tak terlupakan. Hal itu cukup membuat kesehatan mental Eliza terganggu. Pernikahannya dengan lelaki bernama Karan hancur, saat lelaki itu ternyata seorang bajingan. Dia mencari kepuasaan di tempat lain dengan mencari banyak wanita untuk memuaskannya. Setelah dia tidak mendapatkan kepuasaan tersebut dari Eliza, istri sahnya. Namun, penderitaan Eliza menemukan titik temu. Ketika ia bertemu dengan dokter muda nan tampan, teman baik Eliza yang bernama Dokter Sean. Pertemuan itu bukan hanya menyembuhkan psikologi dan kesehatan fisik serta psikis Eliza. Lebih dari itu, Eliza seolah menemukan tambatan yang diidamkannya. Follow IG: @ayyana_zoe96
View MoreSejak pertemuan untuk urusan pekerjaan dan makan malam, itu menjadi awal mula kedekatan Ryn dengan Karan. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, makan malam, makan siang dan bahkan Karan sering menginap di kamar kos Ryn tanpa seizin Eliza.
Ia merasa bahwa Ryn lebih memahami dirinya daripada kekasihnya sendiri. Ryn tidak keberatan memberikan dirinya kepada Karan, keduanya menikmati cinta terlarang mereka.
Tidak jarang Karan mengeluhkan sikap cemburu Eliza yang kelewat batas. Sebagai kekasih kedua, Ryn hanya memberikan nasehat-nasehat agar Karan sabar menghadapi Eliza. Apalagi keduanya akan segera menikah.
Hingga sore itu, sepulang dari tempat kerja. Saat Alya mengantar Ryn pulang, kedekatan keduanya mulai dicurigai oleh Alya, teman Ryn.
“Ryn, akhir-akhir ini aku lihat kamu akrab dengan atasan kita? Ada urusan apa?“ tanya Alya siang itu sepulang kerja.
Seperti biasa, Alya mengantar Ryn ke kosan dengan mobil kesayangannya.
“Urusan pekerjaan sih seringnya, atau hanya sekadar mengobrol biasa. Dia sering curhat masalah kekasih kepadaku.“
Ryn menjawab dengan santai seolah memang tidak terjadi apa pun padanya dengan Karan.
Alya terkejut, “Hah!! Sampai sedekat itu,“ ujarnya sambil menatap mata Ryn.
“Idih, biasa aja kali. Gak ada apa-apa, hanya sebatas rekan kerja saja dan teman biasa. Kenapa kamu jadi panik begitu?“
“Kamu harus berhati-hati, jangan terlalu dekat, loh! Karan itu sudah memiliki calon istri.“
Ryn tertawa memperlihatkan gigi putihnya yang tertata rapi, “Haha! Lalu memangnya kalau Karan sudah memiliki calon? Itu bukan urusanku.“
“Kamu gak takut disebut pelakor nanti? Apa kata orang tentang kamu.“
“Perebut lelaki orang? Hah, kenapa harus takut? Karena memang aku tidak merebut siapa pun. Lagi pula baru calon, belum menjadi istri sesungguhnya.“
“Aku perhatikan, Karan itu suka sama kamu. Dia memperlakukan kamu berbeda dengan karyawan yang lain.“
Ryn menaikan sebelah alisnya, seolah tidak peduli dengan kecurigaan Alya padanya. Entah ada ataupun tidak ada hubungan special antara dirinya dengan Karan, itu juga bukan urusan Alya. Lagi pula, Karan belum menikah. Masih menjadi milik siapa pun sebelum ada yang memiliki seutuhnya.
“Hah! Masa sih? Itu gak mungkin. Menurutku itu biasa saja, tidak ada yang istimewa.“
“Terserah kamu deh, yang penting kamu harus berhati-hati dengannya. Aku sudah mengingatkan kamu,“ ujar Alya sambil kembali menyetir mobilnya.
“Iya, Alya sayang. Takut banget sih kamu, aku juga tidak ada berniat akan merebut calon suami orang lain. Ya, walaupun Khan memang tampan dan menarik, impian semua gadis.“
Alya melihat ketertarikan Ryn kepada Karan, meski gadis itu berusaha untuk menutupinya. Akan tetapi, tingkah Ryn menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan Ryn darinya. Hanya saja, dia tidak ingin membuat praduga yang justru menimbulkan retaknya hubungan pertemanan.
Namun, apa pun pilihan Ryn itu bukan urusan Alya. Dia hanya tidak ingin temannya terjemus pada masalah yang nanti akan menghancurkan hidup Ryn. Sebab cinta sesaat itu hanya indah diawal dan menyakitkan pada akhirnya.
“Aku takut temanku jatuh cinta pada suami orang lain, apalagi menjadi perusak rumah tangga orang lain.“
“Ya, enggaklah. Aku tahu batas-batas dalam berteman, kecuali kalau Karan sendiri yang suka sama aku dan memilih aku.“
“Eh, kok kamu bilang begitu? Jangan-jangan, kamu dan Karan memang ada hubungan istimewa lagi.“
“Enggak kok, aku cuma bercanda aja tadi.“
Hampir saja Ryn membongkar hubungan antara dirinya dengan Karan. Itu akan membuat Alya menjauh darinya dan membuat Eliza marah pada Karan. Ryn juga sangat mengenal Eliza dan cukup dekat.
Bukan hanya itu saja, keputusan Ryn menggantikan Eliza di kantor juga atas permintaan Eliza. Sebab Karan tidak ingin Eliza terlalu sibuk dan lelah sebelum hari pernikahannya.
“Uppstt, hampir saja aku membongkar rahasiaku sendiri,“ batin Hureem sambil menepuk jidatnya.
“Eh, arah kosmu belok kanan ya? Aku lupa, banyak banget belokannya.“
“Hmm, padahal sudah beberapa kali ke sini masih lupa. Iya, belok kanan sedikit.“
“Belok kanan ada pagar warna hitam. Nah, di depan itu kosan aku.“
Alya mengikuti arahan dari Ryn, sudah lama memang tidak mampir. Alya sangat pelupa, sehingga tidak dapat mengingat dengan baik arah kos Ryn. Mungkin sudah waktunya gadis itu menikah, agar pelupanya hilang.
“Sampai juga, sudah lama banget aku gak main. Maklum, jam kerja kamu sudah padat banget. Kamu jadi gak ada waktu untukku, lagi pula aku juga sering lembur.“
“Jadi, mau mampir juga sekalian?“
“Kayaknya belum bisa, aku mau jemput adikku yang masih kuliah. Dia suka kelayapan kalau gak dijemput, aku khawatir dia salah pergaulan kalau terlalu dibebaskan.“
“Oke, deh. Hati-hati, sampai ketemu besok di kantor.“
Alya berlalu dengan mobilnya, Ryn melambaikan tangan. Lalu masuk melalui gerbang kos. Ia merogoh tas mengambil kunci kamar kosnya, lalu membuka pintu kamar. Akan tetapi, saat hendak membuka engsel, tangannya dicekal oleh seseorang yang sudah bisa ditebak kedatangannya melalui aroma parfum khas pria.
“Karan!!“
Ryn setengah terkejut sambil mengelus dadanya. Dia melihat kesekeliling, berharap Alya tidak melihat Karan di sana. Sebab, dia sudah berupaya meyakinkan Alya bahwa tidak ada hubungan apa pun antara dirinya dengan Karan.
Alya tentu saja akan sangat marah jika mengetahui mengenai hubugan gelapnya bersama Karan. Apalagi, satu kantor sudah mengetahui bahwa Karan menikah dengan Eliza.
“Ha! sayang,“ ujar Karan sambil mengecup bibir Ryn.
“Ada apa lagi, Karan? Jam segini sudah muncul saja di kamar kos.“
“Aku kangen sama kamu, tadi di kantor kamu sibuk kerja.“
“Kamu punya calon isttri, tapi kalau ada keperluan malah datang menemui aku,“ ujar Ryn sambil masuk kamar kos diikuti oleh Karan.
“Sayang, Eliza itu sangat polos. Dia tidak ingin memberikan miliknya kepadaku sebelum pernikahan, sementara aku bisa mendapatkan itu dari tubuhmu yang menggoda ini. Kamu bukan hanya pandai merayuku, tapi mampu membuat adik kecilku ini merasakan kenikmatan dari dua bibir atas dan bawahmu.”
Karan memeluk Ryn dari belakang, mencium aroma tubuh Ryn yang mampu membangunkan gairah serta hasrat untuk terus saling menempelkan tubuh di atas ranjang. Entah berapa kali, Karan sudah menggoyangkan ranjang kamar Ryn dan membuatnya merasakana surga dunia.
Setelah mengenal Ryn, dia seperti menemukan wanita yang jauh lebih baik daripada Eliza. Baik secara fisik maupun goyangan di atas ranjang. Hal itu menjadi candu dan membuatnya tidak bisa melepaskan Ryn.
Sayang sekali, pernikahannya dengan Eliza tinggal menghitung pekan. Karan tidak dapat membatlkan pernikahan, Ryn juga tidak keberatan menjadi simpanan Karan. Meskipun nanti, Karan sudah menikah dengan Eliza.
“Jangan bicara lagi, aku tidak mau mendengar nama Eliza. Kamu selalu saja datang padaku saat kesal padanya.“
“Mau gimana lagi, aku hanya punya kamu untuk membagikan keluh kesahku.“
Ryn menarik dasi Karan, hingga Karan jatuh dalam pelukannya. Ia menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan menggoda. Sejurus kemudian, Ryn sudah menenggelamkan bibirnya di dalam mulut Karan.
“Kamu datang ke sini tidak hanya untuk menceritakan Eliza bukan?“
Tanpa jawaban, Karan mengangguk pelan. Ryn menenggelamkan kepala Karan menuju lehernya, tentu saja Karan mengerti maksud kekasihnya.
Ryn mendesah, “Kamu sangat liar, Karan,“ pekik Ryn merasakan kenikmatan yang menggetarkan tubuhnya.
“Kamu yang memulai,“ ujar Karan sambil melumat leher Ryn dan sesekali menekan rambutnya.
Keduanya terbuai kenikmatan, keringat membanjir membasahi kemeja putih Ryn memperlihatkan bagian paling sensitif. Karan yang sudah terbuai dahaga dan nafsu yang semakin memuncak. Ia tak kuasa melihat pemandangan indah di hadapannya. Dalam hitungan detik, tubuh Ryn terlihat sangat jelas tanpa sehelai kain.
Amarah, kekesalan dan nafsu yang memuncak itu bersatu dalam kenikmatan meneteskan peluh. Tanpa aba-aba lagi, ranjang mini malis itu bergoyang mengikuti irama napas mereka. Mereka melupakan rasa waras dan status masing-masing untuk sampai pada puncak kenikmatan yang ingin dicapai keduanya.
Karan mengakhiri dengan derapan napas yang tersengal, ia menjatuhkan tubuhnya di samping Ryn yang berbaring lemas. Ryn mulai mengontrol laju derap napasnya, seiring dengan getaran hebat setelah pertempuran liar keduanya.
Ryn bangkit, “Karan, hubungan ini tidak benar.“
Sejurus kemudian, Ryn menyadari kesalahannya. Dengan tubuh yang terbalut selimut, Ryn menunduk lemas. Ia menyesali perbuatannya, sambil menyibak rambut acak-acakan akibat permainan erotisnya.
“Lupakan saja, kita sudah melakukannya.“
Karan bangkit meninggalkan Ryn.
“Kamu jahat, Karan.“
Ryn menangis mengutuk dirinya, memukulkan genggaman tangan ke atas ranjangnya.
"Kenapa aku begitu sangat bodoh," pekik Ryn sekali lagi diikuti oleh tangis sesenggukan.
“Bagaimana jika nanti, aku...”
Usai melakukan pemeriksaan, dokter memberikan izin Eliza untuk pulang dan menjalankan rawat jalan. Laura cukup terkejut mendengar kenyataan yang sedang dijalani oleh Eliza. bertahun-tahun lamanya mereka berpisah, tetapi pertemuan ini justru tidak akan bertahan lama.Aku akan baik-baik saja, Tante. Jangan menyalahkan Karan karena hal ini, semua bukan salahnya. Aku yang salah karena tidak teratur mengkonsumi obat-obatan dan melakukan pengobatan.Mengapa kamu tidak pernah menceritakan hal ini pada kami? Setidaknya dengan itu kami akan memberikan pengobatan yang jauh lebih baik.Tante, sebelum perusahaan Karan gulung tikar, Karan sudah memberikan aku pengobatan yang terbaik. Karan suami yang bertanggung jawab, aku saja sebagai istrinya tidak patuh dan memilih kabur dari rumah.Jangan berlebihan memberikan pembelaan padanya. Kamu tidak akan menghadapi situasi seperti ini jika benar suamimu ini bertanggung jawab.Karan memutar rodanya, dia menyadai bahwa yang dikatakan oleh Laura benar. Kal
Eliza menggelengkan kepalanya, dia tidak memperhatikan Karan. Tentu saja lelaki itu hanya duduk di kursi tanpa beranjak dan tidak mengejar dia seperti biasanya. Eliza menghela napas panjang, tidak tahu harus kembali ke rumah dokter Sean atau tetap melanjutkan perjalanan pulang."Kenapa kamu tidak bicara sejak awal, Sean?""Kamu tidak bertanya padaku, kupikir kamu sudah tahu sebelum akhirnya pergi saat itu. "Tubuh Eliza bergetar hebat, dia memilih masuk mobil dan meminta sang sopir untuk mengantarkannya kembali ke rumah dokter Sean. Sementara itu, dokter Sean hanya menarik napas panjang dan kembali melajukan mobilnya. Dia harus membawa mobilnya ke bengkel agar segera diperbaiki kerusakannya.Saat tiba di rumah dokter Sean, dia melihat Karan sedang melanjukan kursi roda seorang diri. Benar saja yang dikatakan oleh dokter Sean, bahwa suaminya kini tidak dapat berjalan dengan sempurna. Eliza segera menghampiri Karan.Aku bantu dorong, Karan, pintanya.Karan hanya menatap tanpa memberikan
Sebuah takdir telah merubah kehidupan Eliza, siapa sangka bahwa gadis sebatang kara yang telah lama kehilangan sang ibu kemudian menjadi seorang pewaris tunggal keluarga Bagaskara. Lelaki yang dianggap Eliza adalah pewaris tunggal, ternyata hanya seorang anak angkat. Dia berusaha membuat Eliza tunduk, tetapi kenyataan akhirnya mengungkapkan siapa sebenarnya Aaryan Bagaskara.Seorang sopir bernama Bayu telah membawa Eliza pada sebuah rumah mewah berwarna putih abu-abu. Pemilik rumah tak lain adalah seorang dokter muda yang pernah terlibat scandal dengan dirinya. Namun kali ini, Eliza datang bukan menemui sang dokter melainkan mencari keberadaan Karan.Sudah satu bulan terakhir ini dia menghilang dari Karan, tentu saja satu kata maaf takkan mudah membuat Karan melupakan rasa kecewanya. Akan tetapi, Eliza tidak akan pernah menyerah hingga dia kembali meyakinkan Karan mengenai kepergiannya saat itu.Permisi, apakah dokter Sean ada di rumah? tanya Eliza kemudian usai seorang wanita paruh b
Satu bulan kemudian, setelah perjuangan cukup panjang bagi Eliza memenuhi permintaan Aaryan untuk mengemulihkan kembali perusahaan. Usaha yang dilakukan Eliza membuahkan hasil memuaskan, Bagaskara hotel kembali maju seperti sebelumnya bahkan lebih ramai. Dalam satu bulan terakhir, Eliza sudah bekerja keras untuk membangun kembali kehancurahan yang disebabkan oleh Aaryan.Namun, di hari kemenangan itu dia harus menerima kenyataan pahit bahwa Bagaskara tidak bisa diselamatkan dari serangan jantung yang kambuh seketika hingga merenggut nyawanya. Akan tetapi, Eliza merasa bahwa kematian itu tidak wajar, dia menduga ada seseorang yang sengaja membuat Bagaskara serangan jantung hingga merenggang nyawa. Sayang sekali, Eliza tidak bisa membuktikan semua itu hingga ia memilih bungkam dan tidak membahasa itu di hadapan keluarga yang telah berkabung.“Aku sudah menyelesaikan semua urusanku denganku, Aaryan. Itu artinya sekarang juga aku boleh meninggalkan rumah ini dan kembali kepada suamiku.”“
Seperti yang sudah Eliza janjikan kepada Aaryan, bahwa dirinya akan membantu memulihkan perusahaan. Benar yang ditakutkan oleh Bagaskara, ditangan Aaryan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Belum lama Bagaskara masuk rumah sakit, semua sudah luluh lantak. Karyawan juga mengeluh dengan keadaan ini, beberapa dari mereka sudah ada yang mengundurkan diri dari hotel.“Apa yang dilakukannya? Hanya mengurusi perusahaan saja tidak becus. Dia hanya bisa tidur dengan wanita, menghamilinya lalu pergi tanpa memberikan apapun kepada wanita tersebut. Kemudian, dia melanjutkan kembali rutinitas mabuk dan main wanitanya. Dasar lelaki gila!”Eliza menggerutu kesal kepada Aaryan usai mempelajari semua berkas yang diberikan oleh Aaryan mengenai perusahaan Bagaskara Hotel. Usai menyekapnya di gudang hari itu, tiba-tiba saja hari ini Eliza telah disulap Aaryan menjadi wanita cantik nan elegant. Entah apa yang sudah Aaryan jelaskan kepada karyawan, mereka tampak menyambut Eliza dengan hangat tanpa
“Arrgghhtt!!! Sakit sekali kepalaku,” pekik Eliza seraya mencoba membuka matanya. Eliza membuka mata, melihat ke sekeliling yang dipenuhi kegelapan. Tangannya terikat dengan posisi duduk di atas kursi. Bajingan, Aaryan telah melakukan kejahatan ini hanya untuk memenuhi hasratnya. Dia sengaja menggunakan uangnya untuk memeras Eliza dan menindas dirinya. “Aaryan, keparat!!! Lepaskan aku!!!” pekik Eliza dengan kencang. Teriakan Eliza berhasil memanggil Aaryan kehadapannya. Benar memang yang diduga oleh Eliza, bahwa semua ini adalah perbuatan Aaryan. Lelaki itu sangat licik, dulu dia menyelamakan dirinya atas perbuatan keji Broto, sekarang justru perilakunya lebih bajingan dari Broto sendiri. “Kenapa berteriak sayang? Sudah kukatakan agar kamu menuruti semua permintaanku bukan justru membantahnya. Ini adalah hukuman atas sikap berontakmu.” “Aku bahkan belum menjawab apapun, tapi kamu sudah menyiksaku seperti ini.” “Eliza, aku sangat tahu sifat licikmu. Bukankah dulu kamu berusaha ka
“Maaf, aku tidak bermaksud berbohong. Tadi aku memang mencari dokter Sean dan bertemu dengannya di kantin rumah sakit. Dia juga tidak mau berbicara apapun denganku, jadi aku makan saja di sana,” jawab Eliza seraya duduk di pinggiran ranjang tempat Karan berbaring.“Sejak kapan kamu memanggilnya dokter Sean?” tanya Karan lagi dengan surut mata yang tampak aneh.“Masih saja saja cemburunya gak terkontrol, lagi juga tidak terjadi apapun antara aku dengannya.”“Aku hanya bertanya, lagi pula untuk apa mencemburuinya. Sean sudah banyak membantuku bahkan sebelum kecelakaan ini terjadi.”“Baiklah, aku tidak akan mencari lelaki lain lagi selain kamu. Sudahlah ya, kurangi berpikir burukmu aku mau kamu segera pulih. Ada hal yang harus kita selesaikan, aku juga tidak mau berlama-lama melihatmu sakit. Nanti gak ada yang marah-marah lagi sama aku seperti dulu.”Hari pertama Karan membuka mata di luar dugaan Eliza, lelaki itu sungguh sangat kuat dan hebat. Dia tidak tampak lemah seperti saat koma, h
Jari Eliza tertahan saat akan melepaskan diri, spontan saja Eliza menatap ke arah sumber suara tersebut. Tanpa berpikir panjang lagi, Eliza segera mendekap tubuh lemah yang terbaring itu. Matanya yang sayu tampak berusaha membuka dengan sempurna. Suaranya tertahan oleh alat pernapasan yang terpasang.Lelaki yang dia tinggalkan begitu saja, kemudian jalan hidupnya harus berakhir di rumah sakit berhari-hari bahkan dalam hitungan bulan. Memang ini bukan kali pertama Karan masuk rumah sakit, dia pernah melewati kecelekaan sebelumnya. Akan tetapi, kecelakaan yang Karan alami saat ini sangat berbeda.“Karan, benarkah ini kamu? aku tidak sedang bermimpi lagi bukan?” seru Eliza seraya menyentuh lembut wajah Karan.“Aku sudah bangun, seperti yang kamu lihat,” jawab Karan dengan suara lirih bahkan hampir tak terdengar.Air mata Eliza jatuh tak tertahankan lagi, dia menangis bahagia dapat melihat wajah lelakinya. Melihat hal itu, Karan perlahan menggerakkan tangannya untuk menghapus butiran beni
Eliza segera memesan ojek online agar segera tiba di rumah sakit. Tentu saja, dia tidak boleh datang terlambat untuk menyelamatkan Karan. Bagaimanapun kondisi Karan sekarang dan sebagaimanapun kesalahan yang telah dilakukannya saat itu, kehilangan Karan bukan hal yang diinginkan Eliza.“Karan, bertahanlah! Aku akan segera datang dan membujuk mereka agar tidak melepaskan semuanya. Bertahanlah demi aku, demi pernikahan kita,” batin Eliza seraya terisak tangis.Eliza menyeka air mata yang mulai membasahi pipinya, sepanjang perjalanan menuju rumah sakit dia terus berdoa memohon kepada Tuhan agar suaminya dapat diselamatkan. Baginya, ada hal yang belum mereka selesaikan. Sebab itulah, Eliza tidak ingin kehidupannya berakhir tragis dengan kehilangan sang suami disebabkan oleh kematian.Segera Eliza berlari menuju ruangan Karan di rawat usai tiba di rumah sakit. Dia terlihat sangat panik dan ketakutan. Hatinya semakin hancur ketika melihat dokter dan beberapa perawat mendorong tubuh lemah Ka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments