Kutepuk punggung lelaki berjaket hijau ini.
“Pak! Kok, beda jalannya?”
“Lho, Bapaknya Calvin yang penjahit, ‘kan, Mbak?”
Bapaknya Calvin?
Penjahit?!
“Bukan, Pak. Calvin itu nama yang punya. Rumahnya besar, nggak sampai di sini, tempatnya masih di dalam kota, Pak.” Aku melihat sekitar, tempat ini agak sepi, di depan sana ada rumah padat sedikit kumuh, sepinya kayak di kota asalku.
“Di depan rukonya ada gambar jas besar, tolong Bapak antar aku ke sana aja.” Ingat di tempat kerja sebelumnya yang pinggir jalan besar, mungkin area mudah dicari. Aku minta diantar ke sana saja.
“Alamatnya jalan apa, Mbak?”
Waduhh, aku juga nggak tau di sana alamatnya!