Sean duduk di ujung meja rapat, matanya tajam mengamati layar presentasi yang menampilkan angka-angka dan grafik. Suara salah satu direktur yang berbicara di depannya terdengar seperti suara latar yang monoton. Pikirannya sibuk dengan strategi bisnis, tetapi ketenangannya terusik saat ponselnya bergetar di meja.
Sean melirik sekilas ke layar ponsel. Sebuah nomor tak dikenal muncul, tetapi dia mengabaikannya. Getaran itu berhenti, hanya untuk kembali lagi beberapa detik kemudian. Sean menghela napas pendek, meletakkan ponsel itu dengan keras di atas meja, memberi isyarat agar tidak ada yang mengganggunya.
Suara ketukan pintu membuat seluruh ruangan hening. Jake masuk dengan langkah cepat, wajahnya menunjukkan sesuatu yang serius. Sean mengangkat tangan, menghentikan presentasi yang sedang berlangsung.
“Ada apa, Jake?” tanyanya dengan nada datar, meski matanya menyiratkan ketidaksabaran.
Jake mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Sean. “Ada hal mendesak terkait Nona Elena yang har