Kedua ajudan itu sampai di kebun dan pekarangan rumah Mei Yan.
Mereka mengintip dari pohon yang besar. Tangan Felix sudah mulai garuk-garuk.
"Kamu kenapa, Felix?" tanya Austin
"Badanku gatal semua. Selama kerja sama tuan muda, baru kali ini sampai kesasar di kebun. Ini gara-gara Nona Mei Yan itu," gerutu Felix.
"Apa benar ini kebun dan pekarangannya?"
"Iya sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Sarah."
"Tapi dia kok tidak muncul. Sepi sekali rumah ini."
Baru saja ngomong, pria tua berkacamata muncul dengan membawa keranjang sayur yang sangat banyak. Kemudian disusul dengan Mei Yan yang menyambut Papanya. Gadis itu mengenakan celana pendek dan tank top warna putih.
"Mei Yan. Maafkan Papa. Lain kali tidak akan menjodohkan kamu lagi.Papa sayang sama kamu."
"Iya Papa. Mei juga minta maaf ya. Sini Mei bantu untuk mengikat sayurnya," ucap Mei Yan menyambut Hung Mao.
"Terima kasih ya Mei. Kamu seperti itu mirip mamimu. Lemah lembut. "
"Jangan sebut mami,Papa. Mei