Chapter: Episode 105 Sarah Hamil( Tamat)Liburanku di desa sudah selesai. Kini kami sudah berada di Jakarta kembali. Sarah sudah sibuk dengan kegiatannya di restoran. Perombakan besar-besaran dilakukan Sarah. Dia mulai membenahi keuangan restauran yang sempat berantakan. Juga pengambilan modal Hans yang sangat besar.Aku juga mulai sibuk dengan caffeku yang semakin lama tambah ramai. Malah pertemuanku dengan Sarah hanya waktu jam makan siang dan pulang bareng.Setelah selesai dengan urusanku di Caffe aku selalu setia untuk menjemputnya. Terkadang Santi sesekali mengirimkan sebuah pesan. Semua itu juga aku memberitahu Sarah. Kejujuran dan kepercayaan adalah penting bagiku.Aska mulai sibuk dengan Boarding Schoolnya. Saat ini Aska memilih sekolah terpadu dengan pesantren yang ada
Huling Na-update: 2022-03-14
Chapter: Episode 104 Malam Yang Sangat KutungguSore ini semua rombongan akan pergi ke kota Semarang. Kami ingin menikmati indahnya ibu kota Jawa Tengah. Malamnya kami semua akan menginap di sebuah villa yang sudah disewa Sarah.Ibu menolak untuk ikut bersama kami. Nita sangat bahagia ketika ikut dengan rombongan. Walaupun Sarah memaksa, ibu menolak dengan cara halus. Hanya Bi Iyem yang nanti bertugas menjaga Atta dan Arsya. Akhirnya kami berangkat pergi keliling Kota Semarang. Mobil Caravel warna biru itu meninggalkan rumah ibu menuju Simpang Lima Kota Semarang. Selama perjalanan terdengar semua anak bersandau gurau. Aska nampak sibuk masih memainkan ponselnya di samping Nita. Mereka bercanda berdua. Sementara Atta dan Arsya sibuk dengan ponsel memainkan game. Sarah juga sibuk dengan ponselnya sendiri.Kulirik Sarah yang wajahnya makin cantik setelah
Huling Na-update: 2022-03-13
Chapter: Episode 103 Bukir Kapur Saksi CintaBab 103Hari ini masih pagi, kumandang azan di musala dekat rumah terdengar sangat merdu. Suara Pak Ahmad sangat menggetarkan jiwa.Aku memindahkan Atta dan Arsya ke dalam kamarku. Sementara Aska sudah bangun. Ibu dan Bi Iyem sudah rapi dengan mukenanya bersiap untuk ke musola.Sarah sudah sibuk di dapur memasak air panas untuk membuat teh. Aku memeluknya dari belakang."Good morning, Cinta!" sapaku sambil mencium lehernya yang terbuka. "Good morning, Sayang," balasnya dengan membalikkan badan menghadapku."Duh menantu ibu, rajin amat, ya!" sindirku masih memeluknya."Sana gih, ke musala dulu. Soalnya tegangan
Huling Na-update: 2022-03-13
Chapter: Episode 102 Liburan Ke DesaBulan madu ke luar negeri yang sebelumnya kami rencanakan akhirnya dibatalkan. Sarah hanya ingin tahu kampung halamanku sekalian berinteraksi dengan keluargaku.Sarah akan mengajak semua anak-anaknya juga Bi Iyem. Sejenak melupakan kejadian yang telah menimpaku dan Sarah. Ibu sangat gembira ketika mendengar mereka akan ikut pulang kampung untuk liburan.Sementara semua urusan bisnis yang ada di Jakarta sudah diserahkan kepada semua pegawainya. Aku juga sudah menunjuk pegawai kepercayaanku untuk memegang kendali atas kelancaran cafe.Tidak lupa aku nanti akan memantau dari jauh perkembangan cafe dan restoran Sarah.Hari yang ditentukan semua rombongan bertolak ke Semarang. Kali ini aku kembali y
Huling Na-update: 2022-03-12
Chapter: Episode 101 Isi Hati AskaBab 101Bang Zoel berjalan tertatih menuju ke arah kami.Tangan kanan menjulur ke arahku."Pram, selamat atas pernikahan kalian! Aku nitip anak-anak kepadamu. Aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Sekalian aku pamit mau ke Bali siang ini. Bisnis istriku akan segera dimulai," ujar Bang Zoel dengan tulus.Aku menjabat tangan Bang Zoel dan memeluknya."Iya, Bang Zoel. Semoga tetap menjadi saudara. Hati-hati dan semoga sukses," ucapku.Gantian Bang Zoel menatap Sarah yang masih menunduk. Entah mengapa Sarah tidak mau menatap pria yang telah memberikan tiga anak ini. Mungkin luka yang terlalu dalam Bang Zoel torehkan sehingga Sarah begitu muak meli
Huling Na-update: 2022-03-09
Chapter: Episode 100 Keliling JakartaSebelum balik ke kampung, Ibu dan Nita ingin menghabiskan waktu keliling Jakarta. Ibu ingin melihat banyak tempat di Kota Metroplitan ini. Seperti Monas, Taman Mini dan yang menjadi impian ibu adalah bisa salat di Masjid Istiqlal Jakarta.Hari Minggu ini kami sekeluarga akan jalan-jalan ke Taman Mini dan Masjid Istiqlal. Kebetulan bersamaan anak-anak juga libur sekolah. Sehingga bisa membawa mereka keliling Taman Mini.Segala persiapan sudah ada di dalam mobil. Dari makanan ringan hingga minuman lengkap. Bi Iyem juga memasak beberapa makanan untuk Arsya dan Atta.Ibu dan Nita sudah siap menunggu di teras rumah. Mereka nampaknya sudah bangun pagi sekali. Membantu Bi Iyem mempersiapkan bekal.&nb
Huling Na-update: 2022-03-09
Chapter: Bab 121. Akhir Sebuah Perjalanan( Tamat)Setelah bulan madu selama dua hari, aku dan Dimas pulang ke rumah. Aku juga menjemput Zaki. Kemudian mengantar semua saudaraku. Dimas memberikan uang saku untuk emak dan Delia serta saudara yang lain. "Minah, emak pulang dulu ya," pamit emak sambil memelukku. "Iya Mak. Maafkan Minah karena tidak bisa mengantar pulang.""Ndak apa-apa, Nduk. Yang penting kalian bahagia. Dan segera mendapatkan momongan," ujar emak. "Nak Dimas, titip Minah ya. Dia sudah banyak menderita. Kini saatnya dia bahagia," ujar emak menatap Dimas. "Iya Mak. Doakan kami segera mendapatkan momongan lagi. Biar Zaki punya adik," ucap Dimas sambil mengelus perutku. Aku hanya tersenyum dan menggelendot manja di pundak Dimas. Mobil travel yang disewa sudah datang. Semua oleh-oleh sudah dimasukkan ke dalam mobil. Hanya lambaian tanganku mengiringi kepulangan emak. Aku akan menepati janjiku padamu, Mak. Membawamu ziarah ke tanah suci. Zaki sudah berlari ke ruang bermain dengan ditemani Mbak Dian. Dimas mengambil pega
Huling Na-update: 2024-02-06
Chapter: Bab. 120.Menikmati Malam PertamaPak Dikin menurunkan koper kecil yang sudah aku siapkan untuk bulan madu. Yaitu baju ganti Dimas dan baju gantiku. Yang paling utama adalah baju tidur yang dibelikan Dimas untukku. Warna merah muda sesuai dengan kulitku yang putih bersih. Dimas juga aku bawakan piyama tipis. Ada juga obat untuk Dimas. Serta peralatan make up.Sampai di penginapan sudah pukul sembilan malam.Dimas memberikan tips untuk Pak Dikin serta berpesan agar dia selalu siap jika dibutuhkan.Aku dan Dimas bergandengan tangan memasuki penginapan itu. Lalu mengunci dengan rapat. Tercium aroma yang wangi dari dalam rumah itu. Penuh dengan bunga-bunga. Kami menuju kamar yang sudah disulap menjadi kamar pengantin.Dimas duduk di ranjang memberikan kode membantuku melepas gaun pengantin. Dengan sabar dia membuka kancing dan kerudung yang aku pakai. Setelah itu aku memakai baju yang sangat tipis.Aku berdiri menghadap ke arah Dimas. Tidak memakai pakaian dalam sama sekal
Huling Na-update: 2024-02-06
Chapter: Bab 119. Akhirnya SahHari yang kutunggu akhirnya sudah tiba. Kami memilih hari Minggu untuk mengadakan ijab qobul di rumah Dimas. Acara yang cukup sederhana tapi tentunya sangat berkesan. Keluargaku juga sudah datang sejak sabtu siang. Rombongan satu bis kecil. Emak, Delia dan suami serta anaknya. Wawan, istri dan anak-anaknya juga serta Mas Nono dan Mbak Ningsih yang turut aku undang. Tetangga yang ada di komplek perumahan dulu aku mengontrak juga aku undang. Termasuk Mpok Ros dan yang jual sembako. Agar mereka tau apa yang dituduhkan dulu tidak terbukti justru aku kini dipersunting oleh pasienku sendiri.Rumah Dimas yang megah sudah ramai dengan petugas catering yang bertugas untuk melayani para tamu undangan. Aku meminta tidak memakai adat manapun. Biar normal saja yang penting pernikahan lancar dan sah. Oma juga sudah dandan dengan baju warna merah dengan sanggul yang sangat cantik. Namun, aku tidak melihat keluarga besar Dimas datang di acara pernikahanku dengan Dimas. Mereka yang tidak datang yang t
Huling Na-update: 2024-02-05
Chapter: Bab 118. PersiapanDimas mengajak aku dan anak-anak keliling kota Semarang tentu aku sebagai penunjuk jalannya. Walaupu tidak sepenuhnya tahu seluk beluk kota Semarang. Kami menikmati makanan yang dijual di pinggir jalan kota lama. Menikmati indahnya kota itu dengan bangunan kuno dan bersejarah. Apalagi setiap akhir pekan akan ramai dikunjungi banyak orang. Dari pasangan muda mudi hingga keluarga besar yang membawa anak-anaknya. Pun sama denganku. Aku menggamit lengan Dimas sebelah kiri sementara tangan kanannya memegang tongkat. Walaupunn sudah sembuh tapi jalannya masih belum begitu tegak. Sementara Pak Dikin beralih profesi sebagai pengasuh anak-anaku. Bahkan dua anaku sangat bahagia menganggap Pak Dikin kayak kakeknya. Arsyad masih menjumpai kakeknya waktu kecil sedangkan Zaki belum pernah bertemu dengan kakeknya.Karena waktu itu dia masih di dalam kandungan.Kami menikmati suasana malam itu. Juga membeli es krim dan foto bersama. Hingga sampai pada sebuah restoran kecil yang menjual soto khas semar
Huling Na-update: 2024-02-05
Chapter: Bab 117. Menunggu Hari ItuSore hari rombongan kami sudah sampai di kampungku. Ada perasaan campur aduk ayng menghentak-hentak rasaku. Kampung di mana sebuah cita-cita yang dulu pernah bersemi dan mulai mekar. Namun, semua itu harus layu sebelum berkembang. Memasuki gerbang desa, aku tidak bisa menahan air mataku. Luruh begitu saja. Dimas yang melihatku menangis segera memeluk pundakku seolah memberikan kekuatan. Pria yang bermata sipit dan wajahnya sangat bersih itu begitu sangat perhatian. Aku layaknya putri buruk rupa yang mendapatkan calon suami pangeran tampan rupawan karena telah berjasa menyembuhkan dia. "Pak, belok ke kiri ada rumah yang berwarna biru, itu rumah adikku," ujarku menahan isak. Arsyad rupanya tahu kalau akan bertemu dengan simbahnya. Karena sejak aku kerja di luar negeri dia memang tidak pernah bertemu dan diajak menengok simbahnya yang di kampung. Tetangga Delia yang melihat mobil bagus dengan plat mobil Jakarta keluar dari rumah seolah ingin tahu siapa yang datang. Tiba di depan ruma
Huling Na-update: 2024-02-04
Chapter: Bab 116. Melupakan Masa LaluSudah 3 bulan berlalu masa iddah aku juga sudah selesai. Sementara tinggal di rumah yang disewakan Dimas. Setiap hari aku harus berangkat ke rumah Dimas untuk merawat dan melakukan terapi sedangkan Zaki dimasukkan ke sekolah PAUD yang dekat dengan rumah Dimas. Sekolah yang termasuk sekolahnya orang kaya dan kebanyakan adalah warga keturunan Cina.Walaupun Dimas sudah berpindah keyakinan menjadi seorang muslim tapi Oma tetap baik dengan Dimas dan aku juga sangat sayang dengan Nyonya Veronica.Dia sangat baik dan hormat denganku apalagi saat ini Dimas semakin hari sudah mulai bisa berjalan. Pagi dan sore aku membantunya berjalan di taman belakang . Dia perlahan mulai melepaskan tongkat penyangga di tubuhnya terkadang seperti anak kecil yang berjalan setapak dua tapak dan aku menanti di depan. Akhirnya dia memelukku karena tubuhnya yang terlalu besar. Aku tidak sanggup menahan hingga terjerembab ke rumput taman. Wajah Sakti sangat bahagia apalagi dia akan kembali bekerja di perus
Huling Na-update: 2024-02-04
Chapter: Bab 52. Rencana Jahat Di Villa kediaman keluarga Chen. Wanita berambut pendek dan anaknya, berunding di kamar pribadi mereka. Seperti ada peristiwa penting sehingga mereka nampak sangat panik. "Bagaimana penyerangan pertama,Mami?" tanya Chen Yung kepada wanita yang berdiri sambil berdekap memandang jendela kamar. "Orang-orang suruhanku gagal mengenai sasaran. Ternyata dia berada di mobil lain. Sungguh tipuan yang sangat membuat aku muak dan ingin muntah!" geram wanita cantik itu. Pandangannya nanar. Susah payah dia membayar orang tapi tidak berhasil. Dia sudah tidak sabar ingin berkuasa di Dinasty Grup. "Apa Mami sudah mengirimkan mata-mata lain untuk menyelidiki di mana Chen Fu berada?" "Sudah tapi sepertinya anak itu menghilang tanpa jejak bahkan bersama istrinya dan kedua ajudan. Ke mana dia semalam menginap dengan istrinya dan dua ajudan itu?" Nyonya Chen balik menatap putranya. "Aku sangat penasaran Di mana rumah gadis kampung itu? Apa kita buat siasat lain lagi, pasti Chen Fu tidak berdaya kala
Huling Na-update: 2025-09-21
Chapter: Bab 51. Pancake Rasa CintaSelesai mandi, Chen Fu keluar dari kamar mandi hanya mengenakan selembar kain penutup bagian yang sangat sensitif. Badannya yang kekar dengan perut ramping dan rambut yang masih basah terlihat sangat menggoda. Sementara itu Mei Yan merapikan tempat tidur yang semalam sudah dipakai untuk bercinta. Tidak layaknya seorang nyonya muda, dia bersikap biasa saja. Tidak ada yang istimewa. "Hai apa yang kamu lakukan?" tanya Chen Fu ketika melihat istrinya merapikan tempat tidur mereka. "Memang apa yang kamu lihat?"Mei Yan menoleh ambil tersenyum."Kamu bukan kayak nyonya muda. Merapikan tempat tidurmu sendiri?""Aku tidak biasa berantakan. Ranjang adalah tempat terakhir untuk menghilangkan capek dan kesal. Bahkan aku suka tidur seharian kalau lagi kesal. Bajumu di atas tempat tidur."Mei Yan menunjuk pada baju dan setelan jas yang ada di tempat tidur. "Apa kamu tidak mau menolongku? Mendadak aku gak bisa pakai baju dan dasi."Chen Fu bersikap manja dengan istrinya. "Hei, sejak kapan kam
Huling Na-update: 2025-09-18
Chapter: Bab 50. Firasat Chen FuMalam itu Mei Yan tidur sambil dipeluk oleh suaminya. Walaupun belum ada cinta tapi dia merasa sangat nyaman dan aman. Setelah pelukan Papanya waktu kecil baru kali ini dia merasa aman dipeluk lagi oleh laki laki lain selain pelukan seorang ayah kepada putrinya melainkan dari seorang laki-laki yang sudah menjadi suaminya.Wanita itu tidur sambil tersenyum. Seolah tidak ada apa-apa. Hatinya tenang. Walaupun di hatinya kangen sekali dengan papahnya. Hanya dengkur halus suaminya yang terdengar setelah bercerita tentang hidup Chen Fu. Mei Yan harus bersiap menghadapi kenyataan buruk yang mungkin akan terjadi. Mereka tidur dengan cinta penuh sejuta harapan.@@@Alarm di ponsel Chen Fu berbunyi. Mei Yan bangun dan mencoba meraih benda pipih sambil membuka matanya sedikit. Kayaknya badannya sakit setelah sehari itu berhubungan dua kali dengan suaminya. Pukul tujuh pagi. Dia melihat Chen Fu masih tertidur pulas. Tampan dan sangat menggoda. Itu yang ada dalam pikiran Mei Yan. Untung sejenak
Huling Na-update: 2025-09-13
Chapter: Bab 49. Menjadi Pendengar Setia"Jadi apakah kamu masih menyimpan namanya di hatimu?" tanya Mei Yan ingin tahu Sebelum menjawab pertanyaan dari istri mungilnya, Chen Fu menarik nafas panjang. Sesekali dia menatap wanita yang berada di sampingnya seolah mencari jawaban dari pertanyaan itu. "Apa kamu menyentuhku karena hasratmu saja atau karena kamu sudah punya hati denganku?" tanya Mei Yan lagi."Aku dulu memang sangat memuja dan mencintainya bahkan melebihi diriku sendiri karena aku mengenalnya sejak lulus kuliah. Tapi setelah berhubungan lama aku pikir dia wanita yang sangat setia. Rupanya cinta hanya di bibir saja. Padahal dia tahu kalau aku adalah pemilik perusahaan Dinasty Grup. Begitu tahu aku lumpuh dia menjadi lain mendadak pergi begitu saja. Tanpa ada keputusan. Cintanya hanya sekedar fisik dan harta saja padahal aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk dia. Aku belikan mobil dan rumah. Belum perhiasan yang mahal serta pakaian," ujar Chen Fu mulai dengan mata yang berkaca-kaca. "Hah! Kenapa kamu sudah t
Huling Na-update: 2025-09-11
Chapter: Bab 48. Chen Fu Mulai Bercerita"Thanks, Sayang," bisik Chen Fu sambil memeluk Mei Yan. Wanita itu hanya tersenyum sambil memejamkan mata. "Tolong Tuan. Jangan dulu. Stop!" ujar Mei Yan lirih seolah minta belas kasihan. "Maafkan aku tidak bisa menahan hasrat ketika dekat denganmu," ucap Chen Fu. "Dasar Tuan Muda Mesum," gerutu Mei Yan.Mei Yan hanya diam. Ingin sekali menanyakan siapa wanita cantik yang menelpon Chen Fu namun pria itu tidak menjawabnya. Keinginan itu dia urungkan. Tidak ingin menjadi istri yang terlalu ingin tahu kehidupan suami apalagi baru dikenalnya. Chen Fu membelai rambut Mei Yan dan mengecupnya lembut. "Sayang, aku ingin menceritakan sesuatu. Aku merasa akan pergi jauh besok. Jadi kayak gak ada waktu. Apa kamu siap untuk mendengarnya?" bisik Chen Fu di telinga Mei Yan. Wanita itu menggeliat berusaha melepaskan dari pelukan Chen Fu. Dia menatap mata tajam pria itu. Mereka saling tatap. Seperti ada yang akan hilang. Baru saja bertemu, bahkan Mei Yan sudah mulai ada hati tapi mengapa suami
Huling Na-update: 2025-09-09
Chapter: Bab 47. Mulai Cemburu Mei Yan bukannya mengambil ponsel milik Chen Fu. Dia malah tertegun. Hingga Chen Fu bangkit lalu memeluk istrinya dari belakang. "Hei ada apa Mei..Mei? Apa ada yang aneh?" tanya Chen Fu. Mei Yan melepaskan pelukan tangan Chen Fu. Wajah yang tadinya ceria berubah mendung. Dia diam menuju meja makan melanjutkan menghabiskan kuah sup jagung buatannya. Chen Fu mengambil ponsel. Rupanya Dinar Lee yang menghubunginya. Pria itu hanya mendesah pelan kemudian menengok pada Mei Yan. "Hmm, apa dia mulai cemburu denganku? Buktinya dia tidak suka ketika ada wanita lain yang menelponku? Lalu ngapain wanita ini menghubungi aku lagi setelah sekian lama. Salahku sendiri kenapa namanya tidak aku blokir dalam ponselku," batin Chen Fu. Dia tidak ingin mengangkat panggilan dadi Dinar Lee. Dia mengambil ponsel kemudian meletakkan di dekat Mei Yan. "Sayang, apa kamu sudah mulai cemburu?" goda Chen Fu."Ah tidak. Aku hanya tidak suka saja dengan wanita itu. Kayaknya make up-nya terlalu norak," elak Mei
Huling Na-update: 2025-09-07