"Hal itu akan saya bicarakan nanti, Bu. Saya ingin bicara dengan Sarah terlebih dahulu," jawab Om Gunadi, dan emak tidak berani untuk memaksa, lantas kembali menemui tetangga yang masih berkerumun di halaman depan rumah.
"Memangnya, perasaan Om Gunadi seperti apa?" tanyaku pelan, aku tidak paham tentang perasaan, yang aku tahu dan aku rasakan, ada rasa sakit saat Zulham berjalan menjauh, dengan kepala yang menunduk, dan langkahnya yang gontai.
'Apakah hati Zulham juga merasakan sesakit ini? Atau mungkin dia lebih sakit' tanya hatiku.
"Rasanya, selalu ingin ketemu dengan, Sarah," jawabnya. Senyumnya merekah. "Oh, iya, saya punya hadiah buat Sarah." Sembari Om Gunadi mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Aku terus saja memperhatikannya.
Gunadi lantas memberikan kepadaku, sebentuk kotak persegi empat berukuran lumayan besar, dengan kulit seperti beludru berwarna merah darah. Terkesan indah dan mahal.
"Ini apa, Om?" Gunadi tersenyum, wajah kami terasa sangat dekat, tubuhnya pun tercium ar