Menjelang sore, pemakaman anakku Astuti baru selesai dilakukan. Setelah pagi tadi, dengan ditemani kepala rukun di kampung dan beberapa tetangga, datang ke rumah sakit untuk mengambil jasad Astuti. Kampung ini mendadak heboh, apalagi saat diketahui jika pelakunya adalah warga desa kami.
Sampai selesai pemakaman, suamiku dan Sarah tidak hadir, dan juga tidak diketahui keberadaannya. Sudah kutanyakan ke sana kemari tentang kabar keduanya. Satu pun tidak ada yang mengetahui. Begitupun saat kubertanya dengan kawan dekat Sarah, Iroh. Gadis yang hampir seumuran dengan Sarah itu pun tidak mengetahuinya, bahkan dia terlihat kaget saat kuberitahu bahwa dari semalam Sarah belum juga pulang ke rumah.
Kampung ini berbeda seperti kampung-kampung di sekitarnya. Tidak ada keharusan untuk mengadakan tahlilan untuk orang atau keluarga yang meninggal. Jika ada pun siapa yang akan memimpin pelaksanaannya, karena sebagian besar warga kami buta dengan ilmu agama. Jadi kuputuskan untuk tidak melakukan sede