Grace berbaring di ranjang, mencoba menenangkan hatinya. Memejamkan mata. Ada keenggan di hatinya yang berkata, “Tunggu kau siap, barulah membaca surat-surat itu!”
Grace menghela napas, sambil mengangguk-angguk, “OK begitu saja!” katanya dalam hati.
Di pagi hari, Grace mencoba bersikap seolah semalam tidak terjadi apa-apa. Dia tidak pernah pergi ke gudang, tidak pernah menemukan kotak berisi surat dan buku, Meski sudah berusaha biasa, namun nyawanya seperti sudah setengah tersedot ikut masuk ke dalam kotak yang dia temukan semalam.
Wajah Grace sedikit terlihat lesu pagi ini. Di ruang makan, Lucas memperhatikan hal ini. Lalu dia berpikir, “Apa dia semalam marah, karena harus lembur!”
Lucas memperhatikan Grace yang sedari tadi terus memberi telur mata sapi yang ada di piringnya dengan banyak lada. “Jika kau sangat suka dengan lada putih, Sarapan khusus untukmu, semangkuk bubuk lada saja bagaimana?”
Grace tersadar, lalu melihat ke piringnya, “Oh astaga!”
Wajah Grace memerah seraya berkat